“Dengar ya putraku!” kembali Luqman mengingatkan anaknya. Setelah mendengar ocehan orang-orang di pasar itu, Luqman dan anaknya turun dari keledai.
Mereka berdua sama-sama menuntun hewan tunggangannya itu. Lagi-lagi orang-orang kepo tak habis-habisnya. Mereka bereaksi, “Ah, dua orang itu bodoh sekali, ada keledai kok tidak ditunggangi?”
Baca juga: Hikmah Ramadhan: Yerusalem, Umar, dan Agama yang Damai
Setelah mencermati semua reaksi orang-orang yang kepo tersebut, Luqman pun menasihati anaknya: “Hai anakku, lakukan apa yang bermanfaat bagimu dan jangan engkau hiraukan orang lain. Aku harap engkau bisa mengambil pelajaran dari perjalanan ini.”
Pesan yang disampaikan Luqman itu sangat jelas. Ini sangat penting, terlebih di zaman sekarang begitu banyak urusan yang berlabel unfaedah alias tak bermanfaat.
Bila kita menuruti semua omongan orang, bukan hanya terombang-ambing, tetapi akan lebih membuang-buang waktu yang menghasilkan perkara yang sia-sia.
Padahal pepatah menyatakan, jangan bodoh seperti keledai yang terperosok ke lubang yang sama.
Tetapi sadarkah kita bahwa, banyak urusan sekarang yang membuat manusia lebih “serius” di perkara yang remeh-temeh dan sia-sia, kepo, usil, mau tahu urusan orang lain saja; yang bisa menyebabkan terperosok ke lubang sama berkali-kali? (M Subhan SD)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.