Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapitalisasi Bisnis Perumahan di IKN Bisa Tembus Rp 12 Triliun Per Tahun

Kompas.com - 06/11/2023, 06:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peluang investasi properti di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, terbuka lebar seiring pertambahan populasi.

Peneliti dan Analis Properti Torushon Simanungkalit memprediksi, penduduk di IKN akan mencapai 2 juta jiwa pada tahun 2045. Jumlah ini merupakan prospek sekaligus peluang bagi industri properti secara umum dan perumahan secara khusus.

Kebutuhan rumah akan mengalami pertambahan dari 83.750 unit pada tahun 2024 menjadi 435.250 unit pada 2045, dengan angka rata-rata 21.000 unit hingga 22.000 unit per tahun.

Jumlah kebutuhan tersebut bakal menciptakan kapitalisasi bisnis perumahan dengan angka menembus Rp 12 triliun per tahun.

Baca juga: Pemerintah Minta Vendor Konstruksi Berpartisipasi Bangun IKN

“Prediksi kebutuhan rumah baru di IKN akibat pertambahan penduduk pada 2024 sebanyak 83.750 unit. Kebutuhan ini berdasarkan proyeksi jumlah penduduk tahun 2024 yang mencapai 488.409 jiwa,” ujar Torushon saat Seminar Nasional bertajuk “Peluang Bisnis Properti di Nusantara, Ibu Kota Negara Berstandar Dunia”, di Ciputra Artpreneur, Ciputra World Jakarta, Jumat (3/11/2023).

Selain hunian, juga terbuka peluang pasar perkantoraan. Torushon memprediksi, hingga 2045 kebutuhan ruang perkantoran mencapai 2,94 juta meter persegi.

“Ini belum termasuk perusahaan asuransi, BUMN, dan perbankan, diproyeksikan permintaan ruang kantor di IKN pada 2045 bisa mencapai 5 juta meter persegi,” katanya.

Peluang investasi juga masih cukup besar untuk produk properti lainnya seperti pusat perbelanjaan modern dan hotel.

Hingga 2045 diproyeksikan akan membutuhkan 19 unit mal atau pusat perbelanjaan dalam bentuk supermarket, department store, dan pertokoan.

Baca juga: Lampu Interior Istana dan Kantor Presiden di IKN Buatan Lombok dan Boyolali

“Kebutuhan hotel di IKN bisa mencapai sebanyak 68 unit. Tentu saja secara bertahap, seiring perpindahan penduduk,” ucap Torushon.

Terkait dengan tanah, dia melihat terjadi lonjakan harga sejak 2019-2022, dari sebelumnya Rp 50 juta per hektar menjadi Rp 250 juta hingga Rp 500 juta per hektar.

“Nilai tanah tersebut umumnya terjadi di lokasi kurang strategis,” tuturnya.

Sementara itu, tanah yang berada di lokasi strategis seperti pinggir jalan mencatat kenaikan lebih besar dan cepat. Pada awal tahun 2022 sebesar Rp 2,5 miliar per hektar atau Rp 250.000 per meter persegi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com