Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek Apartemen Perumnas Bikin Susah Pengguna KRL di Stasiun Rawa Buntu

Kompas.com - 22/09/2023, 18:30 WIB
Masya Famely Ruhulessin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengerjaan proyek di lokasi Apartemen Samesta Mahata Serpong milik Perum Perumnas ternyata menyusahkan pengguna KRL di Stasiun Rawa Buntu, Tangerang Selatan.

Akibat adanya penutupan akses jalan menuju pintu masuk bagian selatan stasiun, para pengguna KRL harus menaiki tangga curam ke arah jalan raya Rawa Buntu untuk kemudian masuk ke stasiun.

Sebagai informasi, proyek yang sedang dikerjakan adalah proyek Pembangunan Jembatan Penghubung antara jalan raya Rawa Buntu dan Apartemen Samesta Mahata Serpong.

Kontraktor yang dipercaya menangani proyek Pembangunan Jembatan Penghubung tersebut adalah PT Adhi Karya.

Salah satu pengguna KRL di Stasiun Rawa Buntu, Deddy Herlambang mengatakan penutupan akses jalan tersebut sudah berlangsung kurang lebih dua bulan.

Baca juga: Stasiun KRL Cawang dan Stasiun LRT Cikoko Tersambung JPO

Dalam periode tersebut pula, para pengguna KRL harus naik turun tangga dan berpacu dengan waktu agar tidak ketinggalan kereta.

Padahal jarak tangga yang harus ditempuh cukup jauh dan anak tangganya berada dalam kondisi yang curam.

Akses tangga naik yang sedang dilewati oleh pengguna KRL Stasiun Rawa Buntu. Akses tangga ini menghubungkan dari area parkiran motor ke jalan raya Rawa BuntuDeddy Herlambang Akses tangga naik yang sedang dilewati oleh pengguna KRL Stasiun Rawa Buntu. Akses tangga ini menghubungkan dari area parkiran motor ke jalan raya Rawa Buntu

“Akses yang ditutup merupakan jalan kampung menuju stasiun. Mungkin kalau awal-awal, tidak masalah. Tapi kalau lama-lama ya cape juga. Saya tanya ke security di sana, katanya penutupan sampai November. Itu pun kalau tepat waktu,” keluhnya kepada Kompas.com, Jumat (22/9/2023).

Menurutnya, tangga yang harus dilewati para penumpang KRL tersebut sangat ramai terutama pada pagi dan sore hari.

Hal ini karena stasiun Rawa Buntu merupakan titik turun dan naiknya para penumpang KRL dari Bumi Serpong Damai (BSD).

“Penumpangnya ramai sekitar 20.000 orang dan terkadang lebih. Sementara tangga tersebut memiliki jarak 10 sampai 15 meter dan sangat curam. Ini bisa sangat berbahaya bagi para pengguna KRL,” jelas Deddy.

Deddy yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (INSTRAN) tersebut mengatakan, penggunaan tangga tersebut bisa menjadi potensi kecelakaan terutama bagi orang lanjut usia (lansia) dan penyandang disabilitas.

Baca juga: Agar Tak Keliru, Ini Cara Gunakan Gate di Stasiun LRT dan KRL

“Umur saya juga sudah diatas 50 tahun. Sudah sering cape, Apalagi ada penumpang yang umurnya di atas saya. Mereka harus berpegangan pada grip handle tangga tersebut dan naik dengan hati-hati. Belum lagi ada penyandang disabilitas yang juga menggunakan KRL,” paparnya.

Selain rentan terjadi kecelakaan, penggunaan jalur tangga ini juga terkadang membuat para pengguna KRL terlambat menaiki kereta.

“Kami sudah mengeluarkan energi ekstra untuk naik dan turun tangga, nafasnya sudah tersengal-sengal untuk mengejar kereta malah terkadang tidak dapat. Kalau lewat pintu akses yang dulu, kita bisa sampai di stasiun hanya dalam waktu singkat. Kalau terlambat, terpaksa harus menunggu jadwal kereta berikutnya,” ungkap Deddy.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com