Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Aspal Buton dan Berbagai Jenis Produk Olahannya

Kompas.com - 16/08/2023, 14:30 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 18 proyek preservasi dengan estimasi nilai kontrak Rp 129 miliar menggunakan material aspal buton (asbuton).

Material tersebut digunakan untuk program preservasi dan pembangunan infrastruktur jalan di seluruh Indonesia melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Sebagaimana diketahui, asbuton memiliki Tingat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 78,28 persen-86,49 persen.

Lantas, apa itu asbuton?

Baca juga: Inovasi Pengolah Sampah Jadi Aspal dari Pemerintah, Ini Cara Kerjanya

Mengutip laman Ditjen Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), asbuton merupakan aspal alam yang terdapat di dalam tanah dan dapat dikatakan sebagai mineral mentah. Sehingga, untuk pemanfaatannya harus diolah telebih dahulu.

Lokasi asbuton terletak di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara yaitu di daerah Waisiu, Kabungka, Winto, Wariti, Lawele dan Epe.

Hal ini berbeda dengan aspal minyak yang merupakan hasil turunan dari minyak bumi.

Asbuton berfungsi sebagai subsitusi (pengganti) atau komplementer (pelengkap) dari aspal minyak. 

Selain itu, asbuton juga bisa menjadi pengganti sepenuhnya aspal minyak untuk metode aplikasi lapen (Lapis Penetrasi) untuk jalan kolektor, jalan kabupaten/kota atau jalan lingkungan.

Sedangkan sebagai fungsi komplementer (pelengkap) adalah pada metode aplikasi hotmix atau coldmix.

Lalu, apa saja jenis produknya?

Dilansir dari laman Kementerian PUPR, setikdanya ada enam jenis olahan dari asbuton sebagai berikut:

1.  Asbuton B 5/20

Ini merupakan asbuton dari tambang Kabungka yang diproses dan digranulisasi menjadi butiran dengan spesifikasi tertentu.

Asbuton jenis ini memiliki nilai penetrasi sekitar 5 dan kadar bitumen sekitar 20 persen. Sehingga, masih mengandung mineral lain.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com