Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan Jakarta dan Sekitarnya Harus Berkonsep "Megacities"

Kompas.com - 10/11/2022, 13:45 WIB
Muhdany Yusuf Laksono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Konsep pembangunan wilayah perkotaan masa kini tak hanya mengacu pada wilayah internal perkotaan. Namun juga pada pendekatan aglomerasi antar wilayah perkotaan.

Sebab, saat ini kebutuhan akan aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat antar wilayah yang berdekatan seolah tak memiliki sekat.

Hal tersebut membuat kehidupan bermasyarakat antar wilayah perkotaan menjadi terintegrasi satu sama lain.

Menteri ATR/Kepala BPN Hadi Tjahjanto menyampaikan, dalam pembangunan perkotaan penting adanya keterpaduan antar wilayah, antar sektor, antar pemangku kepentingan, serta peran aktif masyarakat.

"Karena kita melihat peningkatan jumlah penduduk serta konsentrasi atau pemusatan kegiatan di kawasan perkotaan, yang berpotensi mengakibatkan permasalahan perkotaan yang tentunya beragam," ujarnya saat acara Bincang Santai bertajuk Transformasi Perkotaan Indonesia: Kini dan Nanti, Selasa (08/11/2022).

Baca juga: RDTR Jadi Kunci Reduksi Permasalahan Kawasan Jabodetabek-Punjur

Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) Bima Arya menjelaskan, Jakarta dan daerah sekitarnya seperti Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Bodetabek) perlu menggunakan perspektif Megacities. Mulai dari perencanaan hingga pembangunan.

Maksudnya yaitu perencanaan antar wilayah yang terpadu serta kewenangan yang diatur dan dibagi secara khusus.

"Megacities ini bukan daerah lain yang dicaplok ya, tapi perencanaan yang terpadu," kata pria juga menjabat Wali Kota Bogor itu.

Banyak masalah yang terjadi karena memang pembangunannya tidak terintegrasi. Sehingga harus menjadi evaluasi dan dilihat dengan konsep yang berkelanjutan.

"Seperti halnya ketika kejadian banjir. Ketika banjir datang, kita (antar wilayah) baru berkumpul. Padahal kejadian seperti ini terus berulang sepanjang setiap tahun," jelasnya.

Baca juga: Ini Sederet Upaya Kementerian PUPR Tangani Banjir Jakarta

Karena situasi maupun kegiatan di suatu daerah sangat memungkinkan berpengaruh di wilayah sekitarnya.

"Seperti contoh jika Kota Bogor tidak memperhatikan lingkungan, tentu akan berpengaruh ke Jakarta. Jika Bendungan Katulampa itu sudah siaga satu, sudah dapat dipastikan ada beberapa titik di Jakarta yang terendam," tukas Bima Arya.

Menanggapi soal Aglomerasi dan Megacities, Hadi Tjahjanto menyebut hal itu sesuai dengan konsep keterpaduan antar wilayah untuk menciptakan tata ruang yang optimal dan berkelanjutan.

"Mungkin saat ini kita bicara bagaimana Jakarta dan pengembangan di sekitarnya, namun nanti juga perkotaan besar lainnya seperti Medan, Surabaya, Makassar, dan lain-lain. Ini tentang bagaimana pembangunan kota dilakukan secara komprehensif," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klungkung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klungkung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Bank Mandiri Fasilitasi KPR Perumahan Citra Suwarna Group

Bank Mandiri Fasilitasi KPR Perumahan Citra Suwarna Group

Berita
[POPULER PROPERTI] AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

[POPULER PROPERTI] AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Buleleng: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Buleleng: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangli: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangli: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dua Raksasa Properti Kembali Berkongsi Bangun Klaster Baru di BSD City

Dua Raksasa Properti Kembali Berkongsi Bangun Klaster Baru di BSD City

Berita
Jalan Terbentuknya Kementerian Perumahan, UU 39/2008 Perlu Direvisi

Jalan Terbentuknya Kementerian Perumahan, UU 39/2008 Perlu Direvisi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banyuwangi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banyuwangi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Okupansi Pergudangan Modern Jabodetabek Stabil di Angka 90 Persen

Okupansi Pergudangan Modern Jabodetabek Stabil di Angka 90 Persen

Berita
Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

Berita
[POPULER PROPERTI] Plus Minus Tandon Air Atas dan Bawah

[POPULER PROPERTI] Plus Minus Tandon Air Atas dan Bawah

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Situbondo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Situbondo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jombang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jombang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Pulang Dinas dari AS, AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

Pulang Dinas dari AS, AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com