Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek Tol Tanggul Laut Semarang-Demak Dianggap Memperparah Penurunan Muka Tanah Pantura Jateng

Kompas.com - 27/05/2022, 10:30 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com Banjir rob dilaporkan masih belum surut dari wilayah pesisir Semarang dan Pekalongan, Jawa Tengah (Jateng).

Bencana tersebut disebabkan jebolnya Tanggul Laut Tambak Mulyo di Semarang pada Senin (23/5/2022) dan Tanggul Laut Sungai Meduri di Pekalongan pada Selasa (24/5/2022).

Karena ketinggian banjir rob yang kian parah dan jangka waktu yang dibutuhkan untuk membuat kawasan kembali kering terbilang cukup lama, muncul berbagai asumsi mengenai penyebab masalah ini terjadi.

Salah satunya adalah karena penurunan muka tanah di wilayah pesisir Pantai Utara (Pantura) Jateng yang dipicu oleh pembangunan infrastruktur Jalan Tol Tanggul Laut Semarang-Demak (TTLSD).

Manajer Pengelolaan Pengetahuan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jateng Patria Rizky mengatakan, bencana rob memang sering terjadi bahkan menjadi bencana langganan di wilayah pesisir utara Jawa Tengah.

Baca juga: Jebolnya Tanggul Laut Pekalongan dan Bencana yang Disengaja

“Banjir rob ini kemudian diperparah dengan adanya penurunan muka tanah,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (26/5/2022).

Mengacu pada buku “Maleh Dadi Segoro: Krisis Sosial-Ekologis Kawasan Pesisir Semarang Demak” oleh Bosman, Henny, Ivan dan Syukron tahun 2020, ada 4 faktor penyebab terjadinya penurunan muka tanah di Semarang dan sekitarnya.

Keempat faktor tersebut meliputi, ekstraksi air tanah, konsolidasi sedimen muda, pembebanan bangunan atau konstruksi dan adanya pelabuhan, aktivitas di pelabuhan dan pengerukan sedimen yang terjadi di sekitar Pelabuhan Tanjung Emas.

Adapun proyek TTLSD ini berhubungan dengan faktor pembebanan bangunan atau konstruksi dan aktivitas di Pelabuhan Tanjung Emas.

Sehingga, apabila kedua faktor tersebut menjadi penyebab penurunan muka tanah yang dominan, maka pembangunan TTLSD akan menambah beban dan aktivitas pembangunan di kawasan utara Semarang-Demak.

Baca juga: 3 Desakan Walhi kepada Pemerintah Soal Jebolnya Tanggul Laut di Jateng

Dengan demikian, bencana banjir rob yang telah menjadi langganan di pesisir Pantura Jateng ini akan semakin parah oleh adanya proyek TTLSD.

Artinya, bukan malah menjadi solusi masalah yang dicoba ditanggulangi, pembangunan TTLSD justru memiliki potensi untuk memperparah persoalan tersebut.

Hal ini berbanding terbalik dengan tujuan awal pengadaan TTLSD yang disebut oleh para menteri dan pejabat daerah lain bisa memperkuat daya tahan Semarang bagian utara dalam menghadapi banjir rob.

“Menurut sejumlah ahli, pembangunan TTLSD dikhawatirkan akan mengakibatkan terjadinya perubahan arus laut yang akan bergerak ke arah Demak dan membuat abrasi di daerah Demak semakin intens,” tambah Patria.

Selain itu, proyek TTLSD juga mencakup relokasi terhadap mangrove seluas kurang lebih 46 hektar yang masih belum diketahui tingkat keberhasilannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com