Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Diterpa Banjir, Gedung Alfamart Gambut Roboh, Ini Kata Ahli

Kompas.com - 19/04/2022, 21:52 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Alfamart Gambut di Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan, roboh pada Senin (18/4/2022).

Menurut data terbaru, empat orang korban ditemukan meninggal dunia akibat kejadian tersebut.

Dikabarkan bahwa penyebab robohnya bangunan adalah karena fondasi yang keropos termakan usia dan wilayah yang sering diterpa banjir.

Namun, seberapa besar pengaruh banjir terhadap kualitas bangunan hingga menyebabkannya roboh?

Ketua Umum Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) Iswandi Imran menjelaskan hal tersebut bergantung pada kualitas material konstruksi bangunan.

Baca juga: Perlukah Evaluasi Keselamatan Pasca-gempa di Gedung Bertingkat?

Apabila bangunan berupa struktur beton bertulang, maka tebal selimut beton pelindung dan mutu material beton yang dispesifikasi serta dihasilkan juga berpengaruh.

Menurut Iswandi, kondisi yang bisa membahayakan suatu bangunan adalah ketika diterpa basah dan kering secara bergantian dengan intensitas yang cukup sering.

“(Kondisi basah dan kering) Berbahaya bagi material beton bertulang,” jelas Iswandi kepada Kompas.com, Selasa (19/4/2022).

Tetapi pada umumnya, kondisi seperti itu akan memberikan dampak pada konstruksi, sehingga bisa diantisipasi sedini mungkin.

Selain itu, sebuah bangunan juga harus dirancang menggunakan kolom atau dinding penumpu.

Baca juga: Mengapa Penting Mempunyai Dua Jalur Evakuasi pada Gedung Bertingkat?

"Baik kolom atau dinding penumpu berfungsi untuk mentransfer beban gravitasi dari lantai atau tingkat di atasnya ke fondasi," ungkapnya.

Lanjut Iswandi, dalam membangun gedung, seharusnya pihak terkait telah menghitung kebutuhan struktur secara cermat.

Perawatan bangunan juga harus dilakukan secara rutin mengingat material bangunan cenderung mengalami deteriorasi atau penurunan mutu seiring bertambahnya umur.

Deteriorasi tersebut sangat dipengaruhi paparan lingkungan serta konsistensi perawatan.

"Perawatan selama masa operasional juga harus konsisten dan penggunaan gedung yang harus sesuai dengan rencana," tambah Iswandi.

Adapun jangka waktu perawatan bangunan tergantung pada paparan lingkungan dan mekanisme degradasi yang mungkin terjadi.

Akan tetapi setidaknya, bangunan harus mendapatkan perawatan rutin yang dilakukan secara visual dalam jangka waktu setahun, dua tahun atau lima tahun sekali, sesuai dengan kondisi bangunan dan lingkungan.

Biasanya material dan struktur bangunan akan memperlihatkan perubahan fisik bila mengalami gangguan, misalnya dalam bentuk keretakan atau lendutan.

Ketika sudah ditemukan perubahan fisik, maka semestinya ditindaklanjuti dengan evaluasi untuk mengetahui penyebabnya dan ditindaklanjuti dengan perbaikan yang sesuai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com