Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahukah Anda, Berlari ke Luar Gedung Bertingkat Saat Gempa Ternyata Salah?

Kompas.com - 29/01/2022, 10:24 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Berlari ke luar gedung melalui tangga darurat mungkin adalah hal utama yang terlintas di benak pengguna gedung bertingkat ketika gempa bumi terjadi.

Namun, tahukah Anda bahwa ternyata tindakan tersebut salah?

Hal ini karena gempa bumi biasanya berlangsung sekitar 30-60 detik. Akan tetapi, efek guncangan pada bangunan atau benda yang terganggu masih tersisa dan membutuhkan waktu untuk mencapai keseimbangan semula.

Itulah yang menjadi penyebab banyak orang beranggapan gempa bumi masih berlangsung dalam kurun waktu lebih dari satu menit.

Baca juga: Gunakan Teknologi Ini, Bangun Rumah Lebih Cepat dan Tahan Gempa

“Coba kita bayangkan, dalam waktu 30 detik dan kita lari lewat tangga darurat gedung bertingkat, bisa mencapai berapa lantai?” jelas Ketua Dewan Pembina Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) Davy Sukamta dalam webinar yang diselenggarakan oleh HAKI, Jumat (28/1/2022).

Davy memperkirakan, dalam waktu sesingkat itu kemungkinan para penghuni gedung yang sedang evakuasi baru akan masuk ke tangga darurat, sedangkan gempanya telah berhenti dan hanya tersisa efek goyangannya saja.

Sehingga, tindakan yang harus dilakukan penghuni gedung bertingkat saat terjadi gempa adalah berlindung di satu tempat yang kokoh, seperti di bawah meja.

“Nah, untuk para pemilik gedung saya berpesan, jangan langsung menyuruh evakuasi karena ini bisa membahayakan lansia, misalnya yang memiliki sakit jantung atau yang tidak mampu berjalan jauh dan malah mengakibatkan kecelakaan lain,” tambah Davy lebih lengkap.

Baca juga: Ikuti Panduan Membangun Rumah Anti Gempa

Oleh karena itu, penting untuk mengetahui perbedaan guncangan besar dan guncangan moderat atau ringan.

Guncangan besar ditandai dengan jatuhnya benda-benda lepas, seperti televisi, bingkai foto, buku, kursi-kursi bergeser, hingga kesulitan untuk berdiri dengan seimbang.

Sedangkan gempa ringan ditandai dengan lampu gantung yang bergoyang serta kulit bangunan dan partisi yang berderik cukup keras.

“Ini yang membuat masyarakat kita panik, terutama karena kita sering menggunakan kulit bangunan dari material aluminium dan disekrup ke kerangka. Jadi ketika ada bunyi-bunyi gedung, terasa menakutkan,” tambah Davy.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com