Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Cuma Gempa, Distress Juga Bisa Menyebabkan Bangunan Bergetar

Kompas.com - 24/01/2022, 21:30 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Distress atau tegangan struktur bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya getaran pada gedung.

Menurut Dewan Pembina Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) Davy Sukamta saat dihubungi Kompas.com, Senin (24/1/2022), distress adalah suatu deformasi atau perubahan bentuk yang terjadi karena satu bagian yang kekuatan bahannya kurang.

Akibatnya, bagian gedung akan mengalami keremukan dan menurun atau memendek yang kemudian bisa menarik bagian-bagian lainnya serta menimbulkan getaran. Hal ini juga bisa dipicu oleh penggunaan material dengan kualitas buruk.

“Contohnya ada pada Sampoong Departement Store di Korea Selatan yang mengalami structural distress yang parah hingga rubuh pada tahun 1995,” jelas Davy.

Baca juga: Viral Gedung SM Entertainment Bergetar, Apa Penyebabnya?

Selain itu, biasanya ciri-ciri terjadinya distress pada gedung diawali dengan getaran dalam jangka waktu yang tidak sebentar, lantai gedung tidak rata hingga kebocoran pada pipa air.

Sedangkan getaran gedung juga bisa terjadi ketika ada gangguan yang memiliki frekuensi sama dengan frekuensi gedung. Tetapi biasanya getaran karena sebab tersebut hanya berlangsung sebentar tak tidak berbahaya.

Sementara itu, dilansir dari The Constructor, distress bisa muncul seiring dengan bertambahnya usia gedung akibat korosi pada tulangan, pembebanan hingga penuruan fondasi. Masalah ini bisa ditemukan pada pelat, balok dan kolom bangunan.

Lebih lanjut, terdapat 3 tahap distress pada bangunan, antara lain:

1. Tahap 1

Volume karat yang terbentuk akibat korosi tulangan meningkat sebesar 2,5 kali volume baja. Karenanya, tulangan yang terkorosi akan menekan keluar beton.

Beton juga dikenal memiliki gaya tarik yang buruk, sehingga keretakan akan semakin menjalar di sepanjang batang tulangan.

2. Tahap 2

Retakan memanjang pada roller compacted concrete (RCC) dapat memberikan akses untuk oksigen, karbondioksida serta kelembapan masuk dan memulai karbonasi yang berlebihan hingga menyebabkan kerusakan struktural.

3. Tahap 3

Tahap yang terakhir ini ditandai dengan kerusakan struktur bangunan yang parah dan bangunan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga harus segera mendapatkan perbaikan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com