KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa berkekuatan 6,7 magnitudo mengguncang wilayah Banten pada Jumat (14/1/2022) pukul 16.05 WIB.
Terasa cukup kuat, guncangan gempa tersebut turut dirasakan hingga daerah Depok dan Jakarta.
Adapun dampak yang dirasakan akibat bencana alam tersebut adalah rusaknya sebagian rumah warga.
Baca juga: Berdamai dengan Gempa, Minimalkan Risikonya dengan Konstruksi Sesuai Panduan
Dilansir dari Kompas.com, Jumat (14/1/2022), salah satu penyebab kerusakan rumah dan bangunan lain ketika terjadinya gempa adalah karena konstruksi atau struktur bangunan yang tidak memenuhi standar aman.
Terkait hal ini, konsultan teknik profesional Davy Sukamta mengatakan terdapat dua jenis konstruksi yang ada di Indonesia, yaitu konstruksi rumah satu lantai dan konstruksi gedung bertingkat.
Konstruksi rumah satu lantai yang juga disebut dengan konstruksi kaku memiliki bentuk seperti kotak kaku di lantai dasar. Sehingga ketika terjadi gempa, seluruh bangunan pada tipe ini akan ikut mengalami guncangan.
Lain halnya dengan kosntruksi gedung bertingkat. Saat terjadi gempa, bagian yang akan mengalami goncangan adalah bagian bawah gedung, tetapi efek yang dirasakan bisa mencapai lantai di atasnya.
"Rumah satu lantai adalah rumah tinggal sederhana yang banyak dijumpai di Indonesia. Yang paling penting, rumah-rumah ini memiliki bingkai konstruksi beton yang kuat sehingga dinding tidak pecah saat terjadi gempa," jelas Davy kepada Kompas.com.
Mendukung hal ini, Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Japan International Coorperation Agency (JICA) telah menerbitkan buku panduan mengenai "Persyaratan Pokok Rumah yang Lebih Aman".
1. Ukuran minimum fondasi dengan keadaan tanah yang cukup keras atau terbuat dari batu direkomendasikan memiliki lebar atas minimal 30 sentimeter, lebar bawah minimal 60 sentimeter dan ketinggian minimal 60 sentimeter,
2. Balok pengikat atau slof dengan ukuran balok 15 x 20 sentimeter, tulangan utama 10 milimeter, tulangan begel 8 milimeter, jarak tulangan begel 15 sentimeter dan tebal selimut beton 15 sentimeter,
3. Spesifikasi kolom memiliki ukuran kolom 15 x 15 sentimeter, tulangan utama baja 10 milimeter, tulangan begel baja 8 milimeter, jarak antar begel 15 sentimeter serta tebal selimut beton dari sisi terluar 15 milimeter, dan
4. Balok pengikat atau ring dengan panduan seperti pada gambar di bawah ini:
1. Bingkai ampig terbuat dari struktur beton bertulang berukuran 15 x 12 sentimeter,
2. Ampig terbuat dari susunan bata dengan komposisi adukan 1 semen : 4 pasir dan diplester dengan ukuran tulangan utama 10 milimeter, begel 8 milimeter dan tebal selimut beton 1 sentimeter, dan