Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Kualitas Pengaspalan Sirkuit Mandalika, Ini Kata Ahli

Kompas.com - 16/02/2022, 21:00 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kedatangan para pebalap MotoGP untuk melangsungkan tes pra-musim tanggal 1 hingga 13 Februari 2022 di Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat, masih jadi perbincangan hangat.

Tak hanya aksi dan polah tingkah para pebalap, pemandangan panoramik di sekeliling sirkuit yang istimewa dan indah juga ikut melambungkan Mandalika.

Hal tersebut turut divalidasi oleh sejumlah pebalap, sebut saja Marc Marquez dan Remy Gardner dalam unggahan akun Twitter pribadi mereka.

Pujian mereka tentu saja membuat masyarakat Indonesia tersanjung, sekaligus menjadi promosi gratis keindahan Mandalika di mata dunia.

Baca juga: Adakah Sirkuit Terindah di Dunia Selain Mandalika?

Akan tetapi, di balik puja-puji tentang Sirkuit Mandalika, ternyata ada masalah serius yang tak bisa diabaikan.

Dilansir dari The Race, Rabu (16/2/2022), tidak sedikit dari pebalap yang menganggap jalur Sirkuit Mandalika kotor penuh debu dan kerikil, dan membahayakan.

Marco Bezzecchi mengonfirmasi, dia mendapati salah satu pelindung helmnya retak. Bahkan, Pecco Bagnania menunjukkan dirinya mengalami memar di lengan kiri karena terkena serpihan batu.

Petugas memeriksa kondisi lintasan saat sesi tes pramusim MotoGP 2022 di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok Tengah, NTB, Jumat (11/2/2022). Sesi tes pramusim di sirkuit Mandalika tersebut akan berlangsung hingga Minggu (13/2/2022). ANTARA FOTO/Andika Wahyu/rwa.ANDIKA WAHYU Petugas memeriksa kondisi lintasan saat sesi tes pramusim MotoGP 2022 di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok Tengah, NTB, Jumat (11/2/2022). Sesi tes pramusim di sirkuit Mandalika tersebut akan berlangsung hingga Minggu (13/2/2022). ANTARA FOTO/Andika Wahyu/rwa.
Tidak hanya itu, Fabio Quartararo mengakui, ia merasa tenggorokannya sakit seperti telah dipukul akibat terkena batu saat berada di belakang Franco Morbidelli.

“Saya berada di belakang Franco dan saya menerima banyak kerikil di layar dan visor, jadi bayangkan berada di belakang empat atau lima pembalap untuk banyak lap,” jelas Quartararo.

Baca juga: Hanya Digunakan di 4 Sirkuit Dunia, Ini Teknologi Aspal Sirkuit Mandalika

Masalah ini sangat disayangkan, mengingat sirkuit berstandar internasional tersebut telah menggunakan Stone Mastic Asphalt (SMA) yang dikenal memiliki kualitas paling baik di dunia.

Lalu, apa masalah sebenarnya dan risiko yang akan ditimbulkan jika hal ini dibiarkan?

Terkait hal ini, Pengamat Perkerasan Jalan dan Aspal Purnomo menuturkan, pemilihan batu yang tidak diteliti dengan baik adalah masalah utamanya.

Fabio Di Giannantonio saat sesi tes pra-musim di Sirkuit MandalikaJesus Robledo Blanco Fabio Di Giannantonio saat sesi tes pra-musim di Sirkuit Mandalika
SMA adalah campuran jenis aspal dengan open graded. Artinya kehalusan yang diberikan oleh aspal tidak kontinu seperti pada hot mix asphalt.

Ini memberikan hasil akhir permukaan aspal mirip seperti kulit jeruk sunkist. Tujuannya adalah agar aspal memberikan grip yang baik serta resistensi pengereman yang bagus.

“Maka batuannya harus muncul sedikit-sedikit, sehingga bisa tidak licin dan tidak terjadi aquaplaning,” jelas Purnomo saat dihubungi Kompas.com, Selasa (15/2/2022).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com