Beautifikasi Tol Bali-Mandara Ditargetkan Tuntas Juni 2022

JAKARTA, KOMPAS.com - Proses penataan lansekap dan beautifikasi Jalan Tol Bali-Mandara ditargetkan selesai lebih cepat dari rencana awal.

Seperti diketahui, jalan tol ini dipercantik untuk persiapan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Indonesia di Bali pada Oktober 2022 mendatang.

Apalagi Jalan Tol Bali-Mandara berperan mengefisiensi waktu dan jarak tempuh antara wilayah Ngurah Rai, Benoa, dan Nusa Dua.

Baca juga: Sambut G20, Tol Bali Mandara Bersolek

"Penyelesaian seluruh program beautifikasi Jalan Tol Bali-Mandara yang semula ditargetkan selesai pada Agustus 2022, menjadi maju di Juni 2022," ujar Direktur PT Jasamarga Bal Tol (JBT) I Ketut Adiputra Karang dalam rilis pers, Selasa (28/12/2021).

Dia menyampaikan, pengerjaan beutifikasi meliputi penanaman mangrove di sekitar Interchange Ngurah Rai, pembuatab taman di area gerbang tol (GT) serta menanam tanaman hias di median jalan, seluruh GT, dan akses keluar masuk Jalan Tol Bali-Mandara.

Saat ini beberapa tahapan awal pekerjaan seperti penanaman Blue Grass dan Jepun Bali telah dilakukan di Akses Benoa serta pembuatan awal taman di GT Benoa dan GT Nusa Dua.

"Nantinya, dalam pembuatan taman di gerbang tol, tanamannya pun beragam mulai dari Jepun Bali, Palm Kuning, Bakung Laut, Bougenvile hingga Naupaka,” tambahnya.

PT JBT juga telah mempersiapkan beberapa karya seni patung dengan bentuk patung penari Bali di Akses Ngurah Rai dan Akses Nusa Dua.

Selain itu, juga fokus untuk pekerjaan pemeliharaan fasilitas dan konstruksi jalan tol seperti pengecatan ulang railing, concrete barrier, hingga tiang pancang.

"Kami juga terus melakukan pekerjaan pemeliharaan periodik seperti scrapping, filling, overlay (SFO), expansion joint dan rekonstruksi perkerasan jalan tol sehingga semakin meningkatkan keamanan dan kenyamanan pengguna jalan," tutur Adi.

Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Subakti Syukur mengatakan program beautifikasi jelang penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia Tahun 2022 selaras dengan komitmen perseroan.

Sebagai bentuk mengurangi dampak lingkungan dari adanya pembangunan dan pengoperasian jalan tol.

Seperti mengurangi pencemaran udara, menyerap kebisingan, hingga pemecah angin untuk mengurangi efek hempasan angin pada pengendara.

"Jadi, tidak hanya untuk estetika semata, tapi memiliki manfaat juga untuk keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan," pungkas Subakti.