Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahan Seperti Ini yang Sering Jadi Incaran Mafia Tanah

Kompas.com - 19/11/2021, 20:30 WIB
Ardiansyah Fadli,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Staf Khusus dan Juru Bicara Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Teuku Taufiqulhadi meminta masyarakat untuk mewaspadai praktik mafia tanah.

Menurutnya mafia tanah sangat terlatih dan profesional dalam melancarkan aksinya menguasai lahan atau tanah secara ilegal.

"Masyarakat itu harus tetap waspada dan berhati-hati terhadap praktik mafia tanah. Mereka itu sangat lihai dalam mengambil atau menguasai tanah seseorang secara ilegal," kata Taufiqulhadi kepada Kompas.com, Jumat (19/11/2021).

Baca juga: Dinilai Bak Pemadam Kebakaran, BPN Responsif Jika Korban Mafia Tanah Figur Publik

Taufiqulhadi menjelaskan lahan atau tanah dengan ukuran yang luas seringkali menjadi incaran mafia tanah.

Selain itu, mafia tanah juga umumnya mengincar lahan-lahan yang memiliki harga jual tinggi.

"Mafia tanah itu nggak mau bermain dengan skala tanah atau lahan yang kecil misal 200 meter persegi. Itu penipuan biasa dan belum tentu ada keterlibatan mafia kalau ukurannya kecil," ujarnya.

Setelah melihat besarnya potensi suatu kawasan, mafia biasanya secara perlahan akan berupaya menguasai tanah dengan berbagai cara.

Salah satu caranya yaitu dengan membeli sebagian lahan tersebut. Kemudian barulah menguasai lahan di sekitarnya dengan menerbitkan girik palsu.

Baca juga: Menurut BPN, Ratusan Orang yang Terlibat Mafia Tanah Telah Ditangkap

Taufiqulhadi mengingatkan, jaringan mafia tanah sangatlah luas. Mereka juga bisa bermain hingga di pengadilan.

Mereka mendapatkan bantuan oknum internal baik di Kementerian ATR/BPN, Kepolisian hingga hakim yang terlibat dalam jaringan mafia tanah.

"Kami akui, oknum di BPN yang terafiliasi dengan jaringan mafia tanah itu masih ada, tapi sedikit, tapi tidak hanya di kami, di banyak lembaga juga ada oknum yang terafiliasi dengan mafia tanah itu," tuntas Taufiqulhadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com