Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bernardus Djonoputro
Ketua Majelis Kode Etik, Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP)

Bernardus adalah praktisi pembiayaan infrastruktur dan perencanaan kota. Lulusan ITB jurusan Perencanaan Kota dan Wilayah, dan saat ini menjabat Advisor Senior disalah satu firma konsultan terbesar di dunia. Juga duduk sebagai anggota Advisory Board di Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung ( SAPPK ITB).

Selain itu juga aktif sebagai Vice President EAROPH (Eastern Region Organization for Planning and Human Settlement) lembaga afiliasi PBB bidang perencanaan dan pemukiman, dan Fellow di Salzburg Global, lembaga think-tank globalisasi berbasis di Salzburg Austria. Bernardus adalah Penasehat Bidang Perdagangan di Kedubes New Zealand Trade & Enterprise.

Puncak, Budaya Empat Generasi, dan Masalah Jakarta

Kompas.com - 06/11/2021, 11:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

HUJAN turun menjelang magrib, diwarnai kekhidmatan sekaligus tawa ceria anak anak generasi keempat atau kelima penghuni emplasemen perkebunan di desa Tugu Utara ini.

Mereka baru selesai acara mauludan, di kaki hutan Gunung Kencana yang tingginya 1.802 meter di atas permukaan laut.

Di hutan itu hidup Nisaetus Bartelsi atau elang jawa yang terancam punah, konon juga harimau jawa. Kabut sore dan rintik hujan menambah suasana magis.

Pagi ini saya bangun, berjalan dengan tangan mengelus pucuk-pucuk Camelia Sinensis, atau teh asamica.

Hamparan Asamica membawa lamunan saya ke sejarah tempo dulu Indonesia pernah jaya sebagai penghasil teh terbesar didunia bagi kaum borjuis dunia.

Di sini, di Tugu Utara menghirup teh menghadap trio gunung Gede, Pangrango dan Salak sungguh satu "kemewahan visual dan batin" bak lukisan dewa-dewa.

Secercah pojok senyuman Tuhan ketika menciptakan bumi Parahyangan!

Itulah kehidupan estate perkebunan teh. Budaya yang terbentuk tiga hingga empat generasi menciptakan rona kehidupan khas yang menyatu dengan alam, seiring siklus tanam, kedatangan hama, menyehatkan tanaman dan seterusnya.

Kehidupan perkebunan sangat damai, romantis dan penuh kisah tutur verbal turun temurun. Indah sekali cara masyarakat menjaga lingkungannya.

Hidup di sini disatukan oleh rupa geografis bentang alam dan hutan, termasuk ngarai, flora dan fauna.

Kadang bergerak, kadang air berlimpah, merosot tanahnya. Itulah siklus alam dalam kawasan eco-region di lereng Gede Pangrango.

Pagi di kebun ini tidak lengkap tanpa mengagumi Telaga Warna dan Situ Cisaat atau Ciliwung Km Nol. Situ yang menjadi sumber mata air bagi sungai Ciliwung.

Menambah keyakinan saya bahwa kehidupan perkebunan yang damai dan lestari adalah kunci terjaganya alam di sini.

Minggu ini adalah perayaan Hari Tata Ruang, sebuah momen penting untuk kita melakukan refleksi dan aksi.

Waktu yang tepat untuk menyelamatkan keberlangsungan eco-region Gede Pangrango dan mengembalikan kejayaan kehidupan perkebunan nya melalui langkah-langkah konservasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com