Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikhwanul Muslimin: Sejarah, Perkembangan, dan Pengaruh di Indonesia

Kompas.com - 19/04/2021, 15:34 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Al-Ikhwan Al-Muslimun atau Ikhwanul Muslimin adalah organisasi Islam tertua dan terbesar di Mesir.

Gerakan yang didirikan oleh Hassan Al-Banna pada 1928 ini pada awalnya dimaksudkan untuk menyebarkan nilai-nilai Islam.

Namun dalam perkembangannya, ajaran Ikhwanul Muslimin menyebar ke luar Mesir dan tumbuh menjadi gerakan politik karena ingin mengakhiri kendali kolonial Inggris dan memusnahkan segala pengaruh Barat.

Tujuan organisasi ini adalah membentuk negara yang diatur oleh humuk Syariah, dengan slogan "Islam adalah solusi".

Ikhwanul Muslimin mampu menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia, lewat aktivitas politik yang dipadukan dengan kegiatan amal.

Ikhwanul Muslimin adalah sebuah organisasi di Mesir yang mempelopori pemberian dukungan bangsa Mesir terhadap kemerdekaan Indonesia.

Sejarah dan perkembangan

Ikhwanul Muslimin yang berarti “saudara-saudara Muslim“ didirikan di Kota Ismailiyah, Mesir, pada 1928 oleh Hassan Al-Banna dengan nama Jam’iyat Al-Ikhwan al-Muslimin.

Saat itu, Hassan Al-Banna didukung oleh enam tokoh lainnya, yaitu Hafiz Abdul Hamid, Ahmad al-Khusairi, Fuad Ibrahim, Abdurrahman Hasbullah, Ismail Izz dan Zaki al-Maghribi.

Enam tokoh tersebut ingin mendedikasikan hidup dan menawarkan kekayaan mereka untuk kepentingan organisasi.

Baca juga: Masuknya Islam ke Nusantara

Masa perkembangan Ikhwanul Muslimin dapat dikelompokkan ke dalam beberapa fase, sebagai berikut.

Fase Perintisan (1928-1932)

Pada fase awal ini, konsentrasi Ikhwanul Muslimin lebih tertuju pada gerakan dakwah yang universal, tidak terbatas pada kaum muslim.

Hassan Al-Banna dan enam tokoh lainnya kemudian mendirikan kantor pusat, madrasah tandzib, berbagai sekolah ma’had, forum kajian dan ceramah, penerbitan majalah al-Fath, serta beberapa cabang.

Saat Menteri Pendidikan memindahkan pusat Ikhwanul Muslimin ke Kairo, gerakannya semakin menyebar ke seluruh mesir.

Fase Pembinaan dan Perkembangan (1932-1939)

Pada fase ini, Hassan Al-Banna mulai menulis surat kepada raja, perdana menteri, dan penguasa Arab lainnya, untuk mendorong mereka mempromosikan tatanan Islam.

Dua tahun berselang, ia kembali menyeru kepada raja untuk membubarkan partai-partai politik di Mesir yang dianggap korupsi dan berdampak memecah belah negara.

Baca juga: Homo Sapiens: Ciri-ciri, Persebaran, dan Penemuan

Fase Pembinaan dan perjuangan (1939-1952)

Ikhwanul Muslimin memanfaatkan Perang Dunia II untuk mengokohkan usaha dan menyempurnakan kekuatan mereka.

Termasuk turut serta dalam perang melawan Israel di Palestina pada 1948.

Tak berselang lama, organisasi ini menjadi gerakan yang sangat fenomenal di kawasan Timur Tengah dan telah menyebar ke Suriah, Sudan, Yordania, Kuwait, serta beberapa negara lainnya.

Para anggotanya aktif memasarkan ideologi Ikhwanul Muslimin kepada rekan, sejawat, kolega, saudara, dan bahkan pada orang yang baru dikenal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com