Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Desain Wabi Sabi yang Melihat Keindahan dalam Kekurangan

Kompas.com - 03/07/2022, 07:56 WIB
Esra Dopita Maret

Penulis

Sumber Moving.com

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada banyak gaya atau desain interior yang tersedia. Tak heran, hal ini membuat pemilik rumah kebingungan memilih desain yang tepat untuk hunian mereka. 

Jika Anda menyukai desain rumah yang terinspirasi dari Asia, tetapi juga cenderung ke arah interior yang lebih minimalis, Wabi sabi bisa menjadi pilihan yang ideal. 

Baca juga: 6 Ide Mendekorasi Rumah Bergaya Wabi Sabi, Terasa di Jepang

Sama dengan desain Jepang-Skandinavia (Japandi), Wabi sabi menempatkan sentuhan minimalis pada elemen desain tradisional Asia untuk menciptakan ruang yang cerah, hangat, dan menenangkan.

Dengan sedikit pengetahuan desain, desain Wabi sabi dapat diterapkan di hampir semua model rumah. 

Lantas, seperti apa desain Wabi sabi dan sejarahnya?  

Baca juga: 5 Tips Mendekorasi Rumah Bergaya Wabi-sabi

Apa itu gaya Wabi sabi

Ilustrasi ruang tamu bergaya wabi sabi.Shutterstock/Marina_D Ilustrasi ruang tamu bergaya wabi sabi.
Dilansir dari Moving, Minggu (3/7/2022), desain Wabi sabi adalah filosofi desain interior Jepang yang mencakup minimalisme dan keindahan unik dari ketidaksempurnaan.

Gagasan ini ditampilkan tepat dalam istilah Wabi sabi sendiri. Wabi berarti penyederhanaan dan kesendirian spiritual, sedangan sabi mengacu pada siklus hidup segala sesuatu dan kemampuan menerima serta merayakan ketidakkekalan dan kekurangan.

Sangat mudah menelusuri situs-situs seperti Instagram dan Pinterest serta menyimpulkan bahwa desain interior yang aspiratif adalah tentang kurasi dan kesempurnaan. 

Baca juga: Mengenal Desain Bergaya Japandi dan Cara Menerapkannya di Rumah

Namun, gaya Wabi sabi memberi tahu kita untuk tidak hanya menerima kekurangan di ruangan, tetapi juga menghormatinya.

Dunia alami dipenuhi dengan ketidaksempurnaan, tetapi kita tetap bisa menemukan keindahan di dalamnya.

Desain Wabi sabi mempromosikan hal serupa di rumah, belajar menerima apa yang tidak dapat diperbaiki (atau hanya tidak ingin kita perbaiki) dalam upaya untuk merasa lebih damai di ruang kita.

Berbeda dengan minimalis tradisional dengan garis-garisnya yang rapi dan tepian yang bersudut, Wabi sabi menyarankan kita untuk tetap sederhana tanpa berusaha mencapai kesempurnaan. 

Baca juga: 5 Ide Menghadirkan Desain Japandi ke Rumah

Sejarah desain Wabi sabi

Ilustrasi kamar tidur bergaya wabi sabi.Shutterstock/Photographee.eu Ilustrasi kamar tidur bergaya wabi sabi.
Konsep Wabi-sabi berakar pada Taoisme meski kemudian diadaptasi ke dalam prinsip-prinsip Buddhisme Zen. Sejak awal, desain Wabi sabi adalah tentang menolak dorongan modern menuju perfeksionisme demi kerendahan hati dan penerimaan.

Pada abad ke-15 dan ke-16, ahli teh Jepang mencontohkan praktik ini melalui Wabi-cha, sebuah gaya upacara minum teh.

Gaya minum teh tersebut memilih tembikar—barang dari tanah liat—Jepang yang tidak sempurna daripada menggunakan alat impor dari Cina yang lebih "sempurna" saat itu. 

Baca juga: 5 Tips Menciptakan Desain Kamar Mandi Bergaya Japandi

Selain itu, gaya Wabi sabi menawarkan detail luar biasa dan desain hiasan yang dijamin akan mengesankan para tamu—yang pertama berbicara lebih banyak tentang sifat sebenarnya dari upacara tersebut, terutama tujuan untuk merasakan kesatuan di lingkungan alam.

Cita-cita ini kemudian menjadi prinsip desain yang lebih umum. Hari ini, desain Wabi sabi membentuk filosofi yang dapat dimanfaatkan semua orang di seluruh dunia.

Tak hanya masyarakat Asia, tapi juga orang-orang dari benua lainnya yang menyukai gaya Wabi sabi ini seperti masyarakat dari negara-negara Barat atau benua Eropa dan benua Amerika. 

Nah, itu dia penjelasan dan sejarah desain Wabi sabi. Bagaimana Anda tertarik mencoba menerapkannya di rumah? 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com