Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak, Ini Perbedaan Sabun Natural dan Sabun Komersial

Kompas.com - 21/12/2021, 13:27 WIB
Nabilla Ramadhian,
Esra Dopita Maret

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tren penggunaan beberapa produk perawatan kulit berbahan natural kini banyak digunakan sejak terakhir belakangan, salah satunya sabun natural. 

Namun, meski diklaim natural, ada beberapa sabun natural justru mengandung bahan-bahan kimia yang biasa ditemukan pada sabun komersil. Lantas, bagaimana membedakan sabun natural dan sabun komersial yang dijual pasaran? 

Baca juga: Cara Membuat Sabun Natural di Rumah, Bahannya Gampang Dibeli!

Dalam acara live Instagram Kompas.com Kind of Life bertajuk “Hampers Gemes Gak Bikin Tongpes”, Senin (20/12/2021), Nadia Priskila, founder Nunchi Studio, menjelaskan, terdapat perbedaan antara sabun natural dan sabun komersial.

“Kalau yang sering dipakai itu sabun komersial, yang dijual di pasaran. Biasanya, mengandung harsh chemical, synthetic leathering agent, dan juga chemical detergent,” tuturnya. 

Baca juga: Cara Menghilangkan Residu Buih Sabun di Kamar Mandi

 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kind of Life (@my.kindoflife)

Nadia melanjutkan, bahan dasar sabun komersial sebenarnya adalah detergen. Sementara itu, sabun natural tidak menggunakan bahan-bahan kimia.

Kemudian, bahan pembuat sabun natural pun tidak familiar di kalangan masyarakat pada umumnya. 

“Bahan dasarnya gampang banget. Pertama, minyak, bisa didapat di pasar swalayan. Yang dipakai minyak kelapa, minyak sawit, dan minyak zaitun. Ketiganya dikombinasikan,” ucap Nadia.

Baca juga: Jangan Letakkan Benda Ini di Kamar Mandi, Termasuk Sabun Batang

Ilustrasi sabun natural.SHUTTERSTOCK / Jakub Stanek Ilustrasi sabun natural.

Minyak ini, kata Nadia, bisa diganti dengan minyak lain dan disesuaikan dengan kondisi kulit masing-masing. Misalnya, bila cuma memiliki minyak sawit, bisa pakai itu saja. Bahan lainnya yang dipakai adalah soda api atau sodium hidroksida.

Menurut Nadia, masyarakat tidak perlu takut akan bahan ini karena bahan tersebut dilarutkan dalam air suling atau air distilasi.

Baca juga: Cara Menghilangkan Residu Buih Sabun di Kamar Mandi

Selain itu, soda api juga akan melalui proses saponifikasi ketika menjadi sabun.

“Kalau sudah terjadi proses saponifikasi, semuanya akan menjadi sabun. Jadi, enggak ada lagi sisa soda apinya. Enggak usah skeptis ada soda api, semua sabun ada kandungan soda api, tapi harus dihitung takarannya, enggak boleh asal cemplung,” ujar Nadia.

Sabun natural lebih ramah di kulit

Nadia mengatakan, sabun komersial yang memiliki detergen dapat membuat kulit yang sensitif dan kering menjadi lebih kering, bahkan kulit bisa mengalami peradangan.

Sementara itu, sabun natural dapat membuat kulit menjadi lebih lembap. Terlebih jika masyarakat membuatnya sendiri menyesuaikan dengan kondisi masing-masing kulit. 

"Tapi, untuk yang punya masalah kulit, enggak mungkin langsung sembuh. Karena ini hanya sabun. Tapi, sabun natural lebih lembut dan enggak bikin tambah gatal atau iritasi,” terangnya.

Baca juga: 5 Hal yang Tidak Boleh Dibersihkan dengan Sabun Cuci Piring

Menurut Nadia, sabun natural juga membantu orang-orang untuk lebih menjaga lingkungan dan ekosistem laut jika dilihat dari kandungannya.

“Belajar membuat sabun, kalau enggak mau jualan atau dikasih orang, bisa pakai sendiri. Jadi, lebih terjamin stoknya. Anak-anak juga bisa bantu bikin sabun,” ujar Nadia.

Budget cukup murah karena bahan-bahannya, tapi proses nyuci (peralatan) dan nunggu keringnya yang makan waktu,” tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com