Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Kompas.com - 28/04/2024, 10:38 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Guardian

JOHANNESBURG, KOMPAS.com - Afrika Selatan memperingati 30 tahun berakhirnya apartheid dan lahirnya demokrasi dengan upacara di ibu kota.

Peringatan mencakup penghormatan 21 senjata dan pengibaran bendera warna-warni.

Namun, perayaan apa pun pada peringatan penting ini bertentangan dengan meningkatnya ketidakpuasan terhadap pemerintah saat ini.

Baca juga: Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Dilansir dari Guardian, sebagai kepala negara, Presiden Cyril Ramaphosa memimpin pertemuan tersebut di tenda putih besar di taman gedung pemerintah di Pretoria.

Ia juga berbicara sebagai pemimpin Partai Kongres Nasional Afrika (ANC), yang dianggap telah membebaskan mayoritas kulit hitam di Afrika Selatan dari sistem penindasan rasis yang menjadikan negara tersebut sebagai negara paria selama hampir setengah abad.

ANC telah berkuasa sejak pemilu pertama yang demokratis dan diikuti semua ras pada tanggal 27 April 1994, pemilu yang secara resmi mengakhiri apartheid.

Meski begitu, para analis dan jajak pendapat memperkirakan bahwa menurunnya popularitas partai yang pernah dipimpin oleh Nelson Mandela kemungkinan besar akan menyebabkan partai tersebut kehilangan mayoritas di parlemen untuk pertama kalinya.

“Beberapa hari dalam kehidupan bangsa kita dapat dibandingkan dengan hari ketika kebebasan lahir,” kata Ramaphosa.

“Afrika Selatan telah berubah selamanya. Hal ini menandai babak baru dalam sejarah bangsa kita, sebuah momen yang bergema di seluruh Afrika dan di seluruh dunia.

“Pada hari itu, martabat seluruh rakyat Afrika Selatan dipulihkan," tambahnya.

Baca juga: Video Menegangkan Gajah Angkat Truk yang Dipenuhi Turis di Afrika Selatan

Presiden, yang berdiri di depan spanduk bertuliskan “Kebebasan”, juga mengakui permasalahan utama yang masih dihadapi Afrika Selatan tiga dekade kemudian, yaitu kemiskinan dan kesenjangan yang besar.

Isu-isu yang akan kembali menjadi isu sentral ketika jutaan orang memberikan suara pada tanggal 29 Mei.

Baca juga: Perburuan Liar Meningkat, Hampir 500 Badak Terbunuh di Afrika Selatan

Ramaphosa pun mengakui telah terjadi kemunduran di negaranya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com