Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Analis: Banyak Klaim Palsu Israel Saat Serangan Hamas 7 Oktober

Kompas.com - 22/03/2024, 17:17 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Al Jazeera

GAZA, KOMPAS.com - Unit Investigasi Al Jazeera (I-Unit) telah melakukan analisis forensik terhadap peristiwa 7 Oktober 2023 yang dilakukan kelompok Hamas.

Serangan yang dilakukan Hamas tersebut diungkap sebagai pelanggaran hak asasi manusia. Meski demikian, pihak Israel juga memberikan klaim palsu terhadap serangan tersebut.

Sebagaimana diberitakan Al Jazeera pada Kamis (21/3/2024), penyelidikan dilakukan I-Unit dengan memeriksa rekaman CCTV, kamera dasbor, telepon pribadi, dan kamera depan para pejuang Hamas yang terbunuh.

Baca juga: Hamas-Houthi Adakan Pertemuan Jarang Terjadi, Apa yang Dibahas?

Tetapi, dari investigasi itu juga ditemukan bahwa banyak cerita yang muncul beberapa hari setelah serangan itu ternyata tidak benar.

Hal ini mencakup klaim kekejaman seperti pembunuhan massal dan pemenggalan kepala bayi serta tuduhan pemerkosaan yang meluas dan sistematis.

Kisah-kisah itu secara berulang kali digunakan oleh para politisi di Israel dan Barat untuk membenarkan keganasan pemboman di Jalur Gaza, yang sejauh ini telah menewaskan hampir 32.000 orang.

Tidak dapat memastikan apakah mereka pria bersenjata atau sandera setelah melakukan analisis menyeluruh terhadap semua data yang tersedia.

I-Unit menyimpulkan bahwa klaim tentara Israel bahwa mereka menemukan delapan bayi yang terbakar di sebuah rumah di Kibbutz Be’eri tidaklah benar.

Analisis menemukan bahwa tidak ada bayi di dalam rumah tersebut, dan 12 orang di dalamnya hampir pasti dibunuh oleh pasukan Israel ketika mereka menyerbu gedung tersebut.

Ini adalah salah satu dari sejumlah insiden di mana polisi dan tentara tampak membunuh warga Israel.

Baca juga: Hamas Sampaikan Proposal Terbaru Gencatan Senjata, Ini yang Diminta

I-Unit mengidentifikasi 19 korban seperti itu, namun angka sebenarnya mungkin lebih tinggi.

Mereka juga mengidentifikasi 27 tawanan yang tewas di antara rumah mereka dan pagar Gaza dalam keadaan yang belum dapat dijelaskan.

Sementara rekaman kamera senjata dari helikopter Apache Israel menunjukkan banyak serangan terhadap kendaraan dan individu yang sedang dalam perjalanan kembali ke Gaza.

"Kekhawatiran saya terhadap rekaman ini adalah kami tidak dapat memastikan apakah mereka adalah anggota Hamas atau sandera. Dan saya tidak yakin pilot helikopter, atau operator senapan mesin bisa mengetahuinya," kata Chris Cobb-Smith, seorang veteran tentara Inggris dan peneliti hak asasi manusia.

Ada rekaman menampilkan wawancara dengan Yossi Landau, komandan selatan Zaka, sebuah organisasi relawan yang bertugas mengumpulkan jenazah setelah kekerasan 7 Oktober 2023.

I-Unit menghadapkan Landau dengan bukti bahwa banyak cerita kekejaman yang disampaikan Zaka kepada media sangat dipertanyakan.

Selain itu, I-Unit juga memeriksa klaim bahwa kekerasan seksual yang meluas telah terjadi pada 7 Oktober.

Baca juga: UPDATE Perang Gaza: Qatar Sebut Israel-Hamas Belum Capai Kesepakatan Gencatan Senjata

I-Unit menyimpulkan bahwa meskipun pemerkosaan mungkin saja terjadi, tidak ada bukti yang cukup untuk mendukung tuduhan bahwa pemerkosaan terjadi meluas dan sistematis.

"Untuk menunjukkan bahwa hal ini tersebar luas dan sistematis, kita memerlukan lebih banyak bukti daripada yang terungkap hingga saat ini dan lebih banyak bukti yang menguatkan daripada yang diungkapkan," ujar Madeleine Rees, sekretaris jenderal Liga Internasional Perempuan untuk Perdamaian dan Kebebasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Tua Tapi Canggih | Miss Buenos Aires Usianya 60

[POPULER GLOBAL] Rudal Tua Tapi Canggih | Miss Buenos Aires Usianya 60

Global
WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com