Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hamas-Houthi Adakan Pertemuan Jarang Terjadi, Apa yang Dibahas?

Kompas.com - 16/03/2024, 08:37 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

SANAA, KOMPAS.com - Tokoh senior Hamas Palestina dan Houthi Yaman mengadakan pertemuan yang jarang terjadi untuk membahas koordinasi tindakan mereka terhadap Israel.

Demikian dikatakan sumber faksi Palestina kepada AFP pada Jumat (15/3/2024).

Diketahui, Hamas dan Houthi termasuk dalam poros perlawanan atau kumpulan gerakan yang didukung Iran yang memusuhi Israel dan Amerika Serikat yang juga mencakup milisi Hezbollah Lebanon dan Irak.

Baca juga: Israel Bersiap Serang Rafah, Namun Tetap Berharap Ada Gencatan Senjata

Kelompok Houthi telah menyerang pelayaran Laut Merah selama berbulan-bulan sejak perang Israel-Hamas pecah pada 7 Oktober, dan mengatakan bahwa mereka menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina di Gaza.

Menurut sumber dari Hamas dan Jihad Islam, para pemimpin dari dua kelompok Islam Palestina, serta Front Populer Marxis untuk Pembebasan Palestina, mengadakan pertemuan penting dengan perwakilan Houthi minggu lalu.

Kelompok tersebut membahas mekanisme untuk mengoordinasikan tindakan perlawanan mereka untuk tahap selanjutnya mengenai perang di Gaza.

Kelompok Palestina dan Houthi juga berbicara tentang kemungkinan serangan darat Israel ke Rafah di Gaza selatan.

Menurut PBB, sekitar 1,5 juta orang berkumpul di sekitar Rafah, benteng terakhir Hamas di Gaza. Namun Rafah menjadi tempat bagi banyak pengungsi yang berdesakan di perbatasan Mesir dalam kondisi kehidupan yang mengerikan.

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Jumat bahwa dia telah menyetujui rencana militer untuk melakukan serangan di Rafah.

Kelompok Houthi menegaskan bahwa mereka akan melanjutkan serangan mereka terhadap pengiriman Laut Merah guna mendukung perlawanan Palestina, menurut sumber Hamas dan Jihad Islam.

Pemimpin Houthi, Abdul Malik al-Huthi mengatakan pada hari Kamis bahwa serangan mereka akan diperluas untuk menargetkan kapal-kapal yang menghindari Laut Merah dengan melewati Tanjung Harapan di Afrika Selatan.

Serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 7 Oktober 2023 mengakibatkan sekitar 1.160 kematian di Israel, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP atas angka resmi Israel.

Hamas Palestina juga menyandera sekitar 250 sandera Israel dan asing, puluhan di antaranya dibebaskan selama gencatan senjata selama seminggu pada bulan November.

Baca juga: Pejabat PBB: Miris, Tak Ada Lagi Bayi Lahir Berukuran Normal di Gaza

Namun, Israel yakin sekitar 130 tawanan masih berada di Gaza, termasuk 32 orang yang diduga tewas.

Meski demikian, serangan balasan Israel terhadap Hamas atau perang Israel-Hamas telah menewaskan sedikitnya 31.490 orang di Gaza, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan wilayah tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com