Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taylor Swift Jadi Mata Kuliah di Universitas Top Filipina

Kompas.com - 13/03/2024, 11:39 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: Reuters/VOA Indonesia

MANILA, KOMPAS.comTaylor Swift masuk universitas top di Filipina, sebagai topik kajian terkait ketenaran ikon pop tersebut dan pengaruhnya terhadap masyarakat.

Profesor yang memimpin mata kuliah itu mengatakan, mereka menganalisis hal tersebut melalui perspektif pascakolonial, sedangkan para mahasiswanya mengatakan, mereka berharap kajian pengaruh global Swift dapat membantu mereka membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.

"Saya ingin menggali lebih dalam masalah-masalah sosial yang kita hadapi berkaitan dengan Taylor Swift,” kata seorang mahasiswi University of the Philippines yang mengikuti mata kuliah mengenai Swift.

Baca juga: Bagaimana Cara Singapura Memonopoli Konser Taylor Swift di ASEAN?

Kalau Anda mendengarkan Swift, mungkin Anda tidak akan sempat mendengar komentar akademik tentang ikon pop global asal AS itu.

Namun, hal semacam itu justru muncul di ruang kuliah universitas terkemuka di Filipina yang memiliki mata kuliah mengenai Swift. Ini memang mata kuliah yang disebut sebagai ‘kajian selebritas’ terhadap peraih 14 penghargaan Grammy itu serta pengaruhnya terhadap masyarakat.

Sewaktu Swift tur di Asia, ratusan mahasiswa mendaftar untuk kelas tersebut, mengisi slot mata kuliah elektif yang terbatas itu hanya dalam hitungan menit dan mendorong pengelola universitas untuk membuka kelas ekstra.

Yang memimpin mata kuliah ini adalah Cherish Brillon, yang mengajar komunikasi, teori media, budaya pop dan ekonomi politik.

Mengenai kelasnya itu, Brillon mengemukakan, "Kami akan meninjaunya dari berbagai cara pandang seperti persinggungan antara jenis kelamin, gender, dan kelas.”

Cherish Aileen Brillon saat mengajar pada kelas Studi Selebriti: Taylor Swift dalam Fokus di Universitas Filipina Diliman di Kota Quezon, Manila, Filipina, 22 Februari 2024.REUTERS/ELOISA LOPEZ via VOA INDONESIA Cherish Aileen Brillon saat mengajar pada kelas Studi Selebriti: Taylor Swift dalam Fokus di Universitas Filipina Diliman di Kota Quezon, Manila, Filipina, 22 Februari 2024.
Brillon sendiri mengaku sebagai Swiftie, julukan bagi penggemar fanatik Swift. Ia mengatakan, banyak universitas top di AS yang menawarkan kelas mengenai penulisan lagu dan sastra Swift dalam diskografinya.

Akan tetapi, dalam mata kuliah yang dipimpinnya, Brillon menganalisis bagaimana media menggambarkan Swift sebagai selebritas dan dampak statusnya tersebut, dengan perspektif lokal pascakolonial.

Baca juga: Operator Bus di Malaysia Kecipratan Untung Konser Taylor Swift di Singapura, Raup Rp 99,5 Juta Per Hari

Ia menjelaskan, "Bagaimana seorang ikon transnasional seperti dia, bagaimana kita memanfaatkannya untuk membahas isu-isu kita sendiri, keprihatinan kita sendiri? Bagaimana kita menggunakan citranya, ikonografinya atau hal-hal yang terkait dengannya untuk mengekspresikan sesuatu mengenai masyarakat dan juga politik Filipina.”

Sebagian mahasiswanya berharap untuk mempelajari bagaimana pengaruh bintang berusia 34 tahun ini dapat membantu mereka membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik lagi.

Seorang siswa membaca berita tentang kelas Studi Selebriti: Taylor Swift dalam Fokus di Universitas Filipina Diliman di Kota Quezon, Metro Manila, Filipina, 22 Februari 2024.REUTERS/ELOISA LOPEZ via VOA INDONESIA Seorang siswa membaca berita tentang kelas Studi Selebriti: Taylor Swift dalam Fokus di Universitas Filipina Diliman di Kota Quezon, Metro Manila, Filipina, 22 Februari 2024.
Seorang mahasiswanya mengatakan, “Harapan saya mencakup belajar mengenai bagaimana seseorang yang kita anggap sangat penting dapat benar-benar membantu dalam membentuk dan membuat perubahan besar terhadap berbagai masalah masyarakat yang kita hadapi sekarang ini.”

Mahasiswa lainnya menambahkan,“Ia mampu memberdayakan saya dan saya ingin menggunakan kekuatan pemandu itu untuk melihat dunia dalam perspektif yang lebih besar dan dalam cara pandang yang berbeda.”

Swift adalah bintang yang paling banyak diputar lagunya di Filipina, juga di tingkat global pada 2023, menurut platform streaming musik Spotify.

Ia dijadwalkan tampil enam kali dalam pertunjukan “Eras Tour” di Singapura yang telah terjual habis tiketnya. Itu adalah satu-satunya pertunjukan Swift di Asia Tenggara pada awal Maret.

Nilai kekayaan bersihnya mencapai 1 miliar dollar AS (Rp 15,56 triliun) lebih pada Oktober 2023, membuatnya menjadi salah seorang selebritas perempuan terkaya di seluruh dunia.

Baca juga: Belajar dari Konser Eksklusif Taylor Swift di Singapura

Artikel ini pernah dimuat di VOA Indonesia dengan judul Universitas Top Filipina Selenggarakan Kuliah tentang Taylor Swift.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Tua Tapi Canggih | Miss Buenos Aires Usianya 60

[POPULER GLOBAL] Rudal Tua Tapi Canggih | Miss Buenos Aires Usianya 60

Global
WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com