Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gedung Putih Sebut Kasus Penanganan Dokumen Rahasia oleh Biden Sudah Ditutup

Kompas.com - 13/03/2024, 10:41 WIB
Irawan Sapto Adhi

Editor

 

Penulis: VOA Indonesia

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Gedung Putih menolak dengan tegas kesaksian dan pernyataan Jaksa Khusus Robert Hur bahwa ia “tidak membebaskan” Presiden Joe Biden, saat bersaksi di hadapan panel khusus DPR AS di gedung kongres pada Selasa (12/3/2024).

Dalam kesaksiannya, Hur mengatakan bahwa penyelidikan dan hasil laporannya terkait kasus penanganan dokumen rahasia negara oleh Biden tidak bermotif politik.

Dalam kesaksian selama lebih dari empat jam di hadapan Komite Kehakiman DPR AS, Hur tetap teguh pada hasil penilaiannya yang ia tuangkan dalam laporan setebal 345 halaman, yang mempertanyakan faktor usia dan kompetensi mental Biden, tapi merekomendasikan tidak adanya tuntutan pidana terhadap presiden berusia 81 tahun itu.

Baca juga: Biden Dilaporkan Bisa Batasi Bantuan Militer AS jika Israel Serang Rafah

Laporan itu juga menyatakan bahwa Hur tidak menemukan cukup bukti untuk menyeret Biden ke meja hijau.

Setelah sidang dengar kesaksian di DPR AS selesai, juru bicara Kantor Penasihat Gedung Putih, Ian Sams, mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih bahwa, bukti yang ada tidak mendukung pengajuan tuntutan hukum, dan semuanya sudah selesai.

“Ketika seorang jaksa menghabiskan waktu 15 bulan untuk menyelidiki sebuah kasus hanya untuk menyimpulkan bahwa tidak ada kasus hukum di sini, dan bahwa tidak akan ada tuntutan hukum (yang diajukan), dan bahwa kasus ini ditutup, itu semua hanya menegaskan bahwa presiden tidak bersalah,” ujar Sams.

Anggota kongres mengubah sidang dengar kesaksian pada Selasa menjadi sebuah pertarungan proksi antara Presiden Biden dari Partai Demokrat melawan kandidat bakal capres unggulan Partai Republik, Donald Trump.

Sidang itu memainkan transkrip kesaksian Biden pada musim gugur lalu yang menunjukkan bahwa dirinya bersikeras tidak pernah bermaksud menyimpan informasi rahasia setelah tidak lagi menjabat wakil presiden.

Biden adalah wakil presiden dari Barack Obama pada periode 2009-2017.

Baca juga: Biden Pesimistis Gencatan Senjata di Gaza Tercapai Sebelum Ramadhan Ini

Hur tetap berpegang pada laporannya yang mempertanyakan kompetensi usia dan kondisi kejiwaan Biden, tapi tidak merekomendasikan tuntutan hukum terhadapnya.

Hur bersaksi bahwa ia tidak menyensor penjelasannya atau merendahkan Biden secara tidak adil.

Sidang dengar kesaksian di Kongres AS itu berlangsung ketika Biden dan Trump sama-sama berada di titik akhir sebelum menyabet nominasi calon presiden dari partai mereka masing-masing.

Kedua partai dengan segera saling tuduh presiden mana yang dengan sengaja menyimpan dokumen rahasia negara setelah tidak lagi menjabat, dan presiden mana yang melakukannya secara tidak sengaja.

Dan Robert Hur menjadi saksi yang menjadi sasaran amarah kedua partai –Partai Republik, karena keputusannya tidak mendakwa Biden, dan Partai Demokrat, karena pernyataannya yang dianggap merendahkan Biden. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Global
Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Global
Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Global
Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Global
Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Global
Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Global
Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Global
 Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Global
Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Global
Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Global
Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Global
Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com