Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Asif Ali Zardari yang Terpilih Lagi Jadi Presiden Pakistan

Kompas.com - 10/03/2024, 15:42 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

ISLAMABAD, KOMPAS.com - Asif Ali Zardari terpilih menajadi presiden untuk kedua kalinya pada Sabtu (9/3/2024).

Kemenangan itu diperoleh setelah pemilu yang berlangsung diwarnai klaim kecurangan.

Komisi Pemilihan Pakistan mengatakan, Zardari berhasil menyingkirkan saingannya dengan mengantongi 411 suara, sedangkan kandidat yang didukung oleh oposisi mendapatkan 181 suara.

Baca juga: Pengadilan Pakistan Jatuhi Hukuman Mati bagi Pelajar yang Dituduh Menista Agama

Anggota parlemen dari Partai Rakyat Pakistan (PPP) yang dipimpin Bhutto memilih Zardari untuk menduduki jabatan yang sebagian besar bersifat seremonial, didukung oleh partai Liga Muslim Pakistan-Nawaz (PML-N) dalam aliansi yang dibentuk setelah pemilu pada 8 Februari.

Berdasarkan ketentuan pakta koalisi, yang juga mencakup beberapa partai kecil, Shehbaz Sharif dari PML-N dilantik sebagai perdana menteri pada Senin (11/3/2024).

Zardari diperkirakan akan dilantik pada hari Minggu (10/3/2024) ini.

Pemilu Pakistan yang diadakan pada 8 Februari itu menimbulkan kontroversi karena adanya dugaan kecurangan pemungutan suara sebelumnya.

Mantan perdana menteri Imran Khan dipenjarakan dan dilarang mencalonkan diri, sementara partainya, Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI), menjadi sasaran, menyebabkan anggotanya terpaksa bersaing sebagai kandidat independen.

Profil Asif Ali Zardari

Asif Ali Zardari adalah suami dari mendiang pemimpin perempuan pertama Pakistan yang terbunuh, Benazir Bhutto.

Zardari lahir pada 1955 dalam sebuah keluarga pemilik tanah dari provinsi selatan Sindh.

"Sebagai seorang anak, saya dimanjakan oleh orang tua saya sebagai anak laki-laki satu-satunya. Mereka memanjakan setiap keinginan saya," katanya dalam sebuah wawancara dengan surat kabar The Guardian pada tahun 2000.

Baca juga: Hujan Salju Lebat di Pakistan Tewaskan 35 Orang, 43 Lainnya Terluka

Zardari muda sempat maju dalam pemilihan pemerintah daerah pada 1983, tetapi kalah.

Perjodohan yang dilakukannya pada tahun 1987 dengan pemimpin PPP Bhutto lah yang membuatnya menjadi pusat perhatian politik.

Perjodohan mereka, uang diperantarai oleh ibu Bhutto, dianggap sebagai pasangan yang tidak mungkin bagi seorang pemimpin yang sedang menunggu dari salah satu dinasti politik utama Pakistan.

Bhutto adalah lulusan Oxford dan Harvard yang terdorong oleh keinginan untuk menggulingkan presiden saat itu, Mohammad Zia-ul-Haq, yang memaksa ayahnya turun dari jabatan perdana menteri dan membuatnya dieksekusi.

Halaman:

Terkini Lainnya

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com