Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Swedia Merasa Negaranya Terlalu Banyak Berkorban untuk Gabung NATO

Kompas.com - 02/03/2024, 07:57 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

STOCKHOLM, KOMPAS.com - Mayoritas responden dari warga Swedia merasa negaranya terlalu banyak berkorban untuk bisa bergabung ke aliansi pertahanan NATO, menurut survei yang dirilis pada Jumat (1/3/2024).

Swedia saat ini berada di jalur untuk menjadi anggota ke-32 NATO setelah Hongaria menjadi negara terakhir yang meratifikasi pengajuannya.

Bersama Finlandia, Swedia mengakhiri kebijakan non-blok militer yang dianutnya selama dua abad untuk mendaftar masuk NATO setelah terjadinya invasi Rusia ke Ukraina.

Baca juga: Hongaria Akan Lakukan Pemungutan Suara untuk Aksesi Swedia Gabung NATO

Survei yang dilakukan perusahaan analis Indikator untuk stasiun tv SR menyebutkan, 55 persen warga Swedia yakin negara Skandinavia itu terlalu banyak berkorban untuk bergabung ke NATO.

Sementara itu, 77 persen responden percaya bahwa keamanan Swedia semakin kuat jika menjadi anggota NATO.

Sebanyak 2.413 responden berpartisipasi dalam survei ini selama Februari 2024, tetapi tidak ada pertanyaan mengenai jenis pengorbanan yang dipermasalahkan masyarakat.

Kepala penelitian Indikator yaitu Per Oleskog Tryggvason mengatakan kepada kantor berita AFP, survei menunjukkan warga Swedia memandang proses masuk NATO selama ini rumit.

“Ada pendapat besar bahwa keamanan Swedia diperkuat oleh keanggotaan NATO. Namun, bisa Anda lihat bahwa jalan ke sana tidak mudah,” lanjut Tryggvason.

Baca juga:

Pengajuan Swedia untuk masuk NATO juga sempat terganjal oleh Turkiye, yang menuduh negara Nordik itu menyediakan tempat berlindung bagi puluhan tersangka kudeta 2016 yang gagal dan separatis Kurdi.

Pada 2022, Swedia kemudian bersepakat dengan Turkiye untuk berkomitmen mempertimbangkan ekstradisi para tersangka, dan mencabut embargo senjata sejak serangan militer Turkiye ke Suriah pada 2019.

Swedia juga mengubah konstitusinya untuk memperkuat undang-undang anti-teror.

Baca juga: Alasan Mengapa Turki Tak Setuju Swedia dan Finlandia Gabung NATO

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Global
Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com