Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Petugas Pemilu RI di Luar Negeri, Diincar Buaya hingga Disundul Hiu

Kompas.com - 12/02/2024, 21:45 WIB
Irawan Sapto Adhi

Editor

Penulis: VOA Indonesia/Karlina Amkas

MAPUTO, KOMPAS.com - Walau jauh dari Tanah Air, diaspora Indonesia di berbagai penjuru dunia tetap antusias memberikan hak suara.

Antusiasme mereka mendorong petugas pemilihan di luar negeri menyambangi pemilih, meskipun harus menghadapi beragam tantangan termasuk bertemu binatang buas dan menempuh perairan yang sarat buaya.

Begitu fajar menyingsing, petugas panitia pemilihan luar negeri (PPLN) Mozambik sudah berada di tepi sungai.

Baca juga: Menengok Proses Pencoblosan WNI di Italia, Jerman, dan Belanda...

Sampan nelayan siap membawa mereka bertugas khusus hari itu, membawa kotak suara keliling (KSK).

Ketua PPLN Maputo, Taufik Herlambang, menunjukkan video singkat.

“Arahnya ke sana, ke ujung. Masih jauh. Bismillah. Mohon doanya teman-teman," kata Taufik sambil memohon doa.

“Pasalnya, kami bukan orang laut semua. Ada yang tidak bisa berenang. Ada yang sudah tua,” tambahnya.

Untuk sampai ke tepi sungai, Taufik dan tim harus menempuh 10 jam perjalanan beraspal yang bukan kelas satu, dari Maputo, ibu kota Mozambik.

Hampir tiap jam, mereka disetop empat orang di pos pemeriksaan yang bersenjata senapan AK-47, bertanya sambil melongok-longok ke mobil.

Taufik sempat gugup, tetapi karena pemeriksaan begitu bertubi-tubi, ia akhirnya bosan.

“Pertanyaannya selalu sama. Ini apa? Ini barang apa? Ya…10 jam perjalanan. Saya kaget. Ih banyak banget ya. Baru ini, cek lagi, cek lagi, cek lagi. Jadi kami ya… pura-pura santai saja biar pun serem," ujarnya.

Pagi itu sampan siap mengantar, menyusuri sungai menuju muara dan akhirnya laut lepas untuk menyambangi 56 warga Indonesia yang terdaftar sebagai pemilih. Perjalanan tidak terasa nyaman karena…

“Sepanjang perjalanan lalatnya gak bisa hilang. Lalat gede-gede. Bagi saya aneh. Sepanjang jalan lalat mengerebungi kita, kan aneh. Itu kita tidak siap. Kita berharap nyamuk. Ternyata ketemunya lalat. Yang beneran gede lalatnya dan katanya bisa nelurin larva di tubuh kita," kata Taufik.

Baca juga: Proses Pemungutan Suara di Kuala Lumpur Sempat Tak Terkendali, Ini Penyebabnya

Taufik sempat menelan seekor lalat itu. Dia kesal tapi orang lokal di sampan mengingatkan bahwa lalat itu protein.

Halaman:

Terkini Lainnya

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com