Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

115 Pengungsi Rohingya Kabur dari Kamp Penahanan Malaysia, 1 Tewas Tertabrak Mobil

Kompas.com - 02/02/2024, 18:37 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Sebanyak 115 pengungsi Rohingya kabur dari pusat penahanan di Malaysia setelah terjadi kerusuhan, Kamis (1/2/2024) malam.

Pihak kepolisian setempat melaporkan hal tersebut pada Jumat (2/2/2024). Dari sekian pengungsi yang kabur, satu orang tewas setelah tertabrak mobil di jalan raya.

Diketahui, pengungsi Rohingya mengalami kekerasan di tanah airnya di Myanmar. Maka, banyak yang melarikan diri ke Malaysia dan negara lain termasuk Indonesia.

Baca juga: Kamp Terbakar, 4.000 Pengungsi Rohingya di Bangladesh Kehilangan Tempat Tinggal

Mereka sering kali harus menempuh perjalanan laut yang memakan waktu berbulan-bulan untuk tiba di Malaysia dengan perahu atau menyelinap ke negara tersebut melalui perbatasannya dengan Thailand.

Jika tertangkap, mereka sering dikirim ke pusat penahanan yang tempatnya penuh sesak dan kotor.

"Sebanyak 115 migran Rohingya dan 16 lainnya yang semuanya laki-laki melakukan kerusuhan di kamp penahanan mereka sebelum kabur dari depo imigrasi sementara di negara bagian Perak utara Kamis malam," terang kepala polisi setempat Mohamad Naim Asnawi mengonfirmasi kepada AFP.

"Polisi dan petugas dari lembaga lain sedang mencari tahanan yang hilang," imbuh Naim.

Dia mengatakan seorang pengungsi yang diyakini sebagai warga Rohingya tewas di jalan raya setelah tertabrak kendaraan yang lewat dalam kegelapan.

Baca juga: 300 Pengungsi Rohingya Mendarat Lagi di Aceh, Ditemukan Tumpukan Kartu Pengungsi PBB

Polisi mengatakan penyebab kerusuhan dan pembobolan sedang diselidiki.

"Kami memiliki sekitar 250 petugas dari kepolisian dan departemen imigrasi yang melakukan perburuan," tutur Naim, seraya menambahkan bahwa lima pengungsi telah ditangkap.

Seorang fotografer AFP di lokasi pencarian mengatakan, petugas menggunakan kendaraan roda empat dan sepeda motor di dalam perkebunan kelapa sawit untuk mencari para tahanan yang kabur.

Salah satu pengungsi yang terjebak di semak-semak diborgol dan diangkut menggunakan sepeda motor.

Dari pertengahan November hingga akhir Januari, 1.752 pengungsi yang sebagian besar perempuan dan anak-anak mendarat di provinsi Aceh dan Sumatera Utara, menurut badan pengungsi PBB.

Badan tersebut mengatakan bahwa ini adalah gelombang pengungsi terbesar ke negara Indonesia sejak 2015.

"Lebih dari 3.500 warga Rohingya diyakini telah melakukan perjalanan berisiko ke negara-negara Asia Tenggara pada 2022," kata badan PBB tersebut.

Baca juga: Orang Rohingya Baku Tembak dengan Polisi Malaysia, 3 Tewas

Sementara, lebih dari 100.000 warga Rohingya hidup terpinggirkan di Malaysia, bekerja secara ilegal di bidang konstruksi atau pekerjaan lain dengan gaji rendah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Global
Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Global
Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Internasional
Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com