GAZA, KOMPAS.com - Korban jiwa terus berjatuhan di Jalur Gaza Palestina akibat perang antara Israel dengan kelompok Hamas.
Bahkan data dari Kementerian Kesehatan Hamas mengatakan ada sebanyak 105 orang tewas dalam semalam dari Kamis-Jumat (1-2/2/2024).
Meski demikian, mediator Qatar mengatakan Hamas telah memberikan persetujuan awal terhadap kesepakatan pertukaran sandera dan tawanan yang akan menghentikan perangnya dengan Israel.
Baca juga: Hari Ini, Pemimpin Hamas ke Kairo untuk Bahas Gencatan Senjata
Dikutip dari AFP pada Jumat (2/2/2024), pertempuran yang terjadi selama hampir empat bulan telah membuat Gaza tidak dapat dihuni, menurut PBB.
Sementara pengepungan Israel telah menyebabkan kekurangan makanan, air, bahan bakar dan obat-obatan.
Krisis kemanusiaan, ditambah dengan melonjaknya korban sipil, telah mendorong meningkatnya seruan internasional untuk melakukan gencatan senjata.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari, mengatakan pada Kamis bahwa pembicaraan baru-baru ini di Paris antara pejabat Qatar, AS, Israel dan Mesir telah menghasilkan proposal gencatan senjata yang terkonsolidasi.
"Usulan itu telah disetujui oleh pihak Israel dan sekarang kami mendapat konfirmasi positif awal dari pihak Hamas," ujarnya.
Ansari mengatakan ada harapan akan adanya kabar baik mengenai penghentian baru pertempuran dalam beberapa minggu ke depan.
Baca juga: Apakah Israel Menang Perang Melawan Hamas? Ini Kata Pengamat
Namun sebuah sumber yang dekat dengan Hamas pada hari Kamis menyatakan bahwa belum ada kesepakatan mengenai kerangka perjanjian tersebut. Bahkan pernyataan Qatar tersebut terburu-buru dan tidak benar.
Sumber Hamas sebelumnya mengatakan kepada AFP bahwa rencana tiga tahap akan dimulai dengan penghentian awal pertempuran selama enam minggu sehingga akan menghasilkan lebih banyak pengiriman bantuan ke Gaza.
Hanya perempuan, anak-anak dan laki-laki sakit berusia di atas 60 tahun yang ditahan oleh Hamas yang akan dibebaskan pada tahap tersebut dengan imbalan tahanan Palestina di Israel.
Juga akan ada negosiasi seputar penarikan pasukan Israel dengan kemungkinan fase tambahan yang melibatkan lebih banyak pertukaran sandera dan tahanan.
Saat mengunjungi Khan Younis pada Kamis, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan kepada pasukan Israel bahwa Hamas telah dihancurkan dan hal yang sama akan terjadi di Rafah.
"Hamas tidak punya senjata, tidak punya amunisi, ada 10.000 milisi yang disingkirkan dan 10.000 milisi lainnya luka-luka. Ini pukulan telak bagi Hamas," terangnya.
Namun, seruan dalam negeri untuk melakukan gencatan senjata dan kesepakatan penyanderaan semakin meningkat, dengan para pengunjuk rasa berkumpul lagi di Tel Aviv pada Kamis malam sambil membawa plakat yang menampilkan wajah para sandera dan slogan-slogan seperti "Tidak ada lagi pertumpahan darah".
Baca juga: Penawaran Gencatan Senjata di Gaza Akan Dikirim ke Hamas
"Pemerintahan ini, kepemimpinan kita, perlu mengambil keputusan dan mereka harus berani," kata aktivis Moran Zer Katzenstein.
"Kami membutuhkan mereka untuk membawa kembali para sandera, sekarang juga. Satu-satunya cara adalah melalui kesepakatan," harapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.