Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Anak Jadi Korban Media Sosial, Mark Zuckerberg Minta Maaf pada Orang Tua

Kompas.com - 01/02/2024, 15:50 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Guardian

LOS ANGELES, KOMPAS.com - CEO Meta Mark Zuckerberg menghadap para orang tua korban di Senat AS dan meminta maaf. Ini dilakukannya dalam sebuah momen yang mengejutkan saat sidang dengar pendapat di Kongres terkait dugaan bahaya online terhadap anak-anak.

"Saya minta maaf atas semua yang telah Anda alami," kata Zuckerberg ketika para orang tua memegang foto anak-anak mereka yang telah meninggal akibat eksploitasi atau pelecehan seksual melalui media sosial.

"Tidak seorang pun boleh mengalami apa yang telah dialami oleh keluarga Anda dan inilah mengapa kami berinvestasi begitu banyak dan akan terus melakukan upaya-upaya di seluruh industri untuk memastikan tidak seorang pun harus mengalami apa yang telah dialami oleh keluarga Anda," tambahnya.

Baca juga: Italia Siap Jadi Tuan Rumah Pertarungan Musk-Zuckerberg

Dilansir dari Guardian, CEO Snap Inc Evan Spiegel, juga menyampaikan belasungkawa yang sama kepada para orang tua yang anak-anaknya dapat mengakses obat-obatan terlarang di Snapchat.

Orang tua dari lebih dari 60 remaja mengajukan tuntutan pada akhir 2023 terhadap Snap karena diduga memfasilitasi anak-anak mereka untuk mendapatkan obat-obatan yang digunakan secara berlebihan.

"Saya sangat menyesal bahwa kami tidak dapat mencegah tragedi ini. Kami bekerja sangat keras untuk memblokir semua istilah pencarian yang berhubungan dengan obat-obatan terlarang di platform kami," kata Spiegel.

Zuckerberg dan Spiegel termasuk di antara lima eksekutif yang diinterogasi di Kongres pada Rabu (1/2/2024) dalam sebuah sidang dengar pendapat yang bertajuk Big Tech dan Krisis Eksploitasi Seksual Anak Online.

Dengar pendapat ini diadakan untuk memeriksa dan menyelidiki wabah eksploitasi seksual anak secara online.

Turut hadir pula para kepala eksekutif termasuk Linda Yaccarino dari X (sebelumnya Twitter), Shou Zi Chew dari TikTok, dan Jason Citron dari Discord.

Tapi, Zuckerberg juga menegaskan bahwa penelitian ilmiah belum menunjukkan hubungan sebab-akibat antara penggunaan media sosial dan anak muda yang memiliki kesehatan mental yang lebih buruk.

Baca juga: Musk dan Zuckerberg Masih Terus Debat tentang Rencana Duel

Senator Josh Hawley mengecamnya atas pernyataan tersebut di akhir sidang.

Para eksekutif yang hadir di Kongres berulang kali menyoroti kontrol dan alat yang telah mereka perkenalkan untuk mengelola pengalaman online anak-anak dan mengurangi bahaya.

Dalam pidato yang telah dipersiapkan, Zuckerberg menyatakan bahwa Meta telah memperkenalkan lebih dari 30 alat seperti itu selama delapan tahun terakhir, termasuk kontrol yang memungkinkan orang tua menetapkan batas waktu penggunaan aplikasi dan melihat siapa yang diikuti dan berinteraksi dengan anak-anak mereka secara online.

Baca juga: Rusia Larang Sejumlah Tokoh AS Masuk Negaranya, Termasuk Mark Zuckerberg

Dia menambahkan bahwa Meta telah menghabiskan 20 miliar dollar AS untuk keselamatan dan keamanan sejak tahun 2016 dan mempekerjakan sekitar 40.000 orang untuk mengatasi masalah tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com