Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Venezuela dan Guyana Sepakat Tak Pakai Kekerasan untuk Selesaikan Sengketa Perbatasan

Kompas.com - 15/12/2023, 12:27 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

CARACAS, KOMPAS.com - Venezuela dan Guyana berjanji tidak menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan sengketa teritorial yang telah lama membara di wilayah Essequibo yang kaya minyak.

"(Venezuela dan Guyana) secara langsung atau tidak langsung tidak akan mengancam atau menggunakan kekerasan terhadap satu sama lain dalam situasi apa pun, termasuk yang berakibat pada kontroversi yang ada di antara kedua negara," kata mereka dalam sebuah pernyataan bersama, Kamis (14/12/2023).

Presiden Venezuela Nicolas Maduro dan Guyana Irfaan Ali telah mengadakan pertemuan tatap muka pertama mereka setelah meningkatnya ketegangan baru-baru ini di wilayah yang disengketakan.

Baca juga: Venezuela dan Guyana Bersitegang Terkait Sengkela Wilayah, Sejumlah Negara Khawatir

Sebagaimana dikutip dari AFP, pertemuan tersebut berlangsung di negara Karibia, Saint Vincent dan Grenadines.

Setelah pertemuan, PM Karibia Ralph Gonsalves membacakan sembilan poin pernyataan yang menjadi kesepakatan antara Venezuela maupun Guyana.

Dalam pernyataan itu, disebutkan bahwa baik Venezuela maupun Guyana tidak menyepakati yurisdiksi global yang tepat untuk menyelesaikan sengketa teritorial tersebut, tetapi keduanya menunjukkan minat untuk berusaha menurunkan ketegangan regional.

Kedua belah pihak berjanji untuk menyelesaikan perselisihan sesuai dengan hukum internasional.

"(Keduanya) juga berkomitmen untuk mewujudkan kehidupan bertetangga yang baik, hidup berdampingan secara damai, dan persatuan Amerika Latin dan Karibia," kata Gonsalves, membacakan pernyataan itu.

Dikatakan bahwa kedua belah pihak membuat sebuah mekanisme untuk menghindari insiden-insiden di lapangan agar tidak berkembang menjadi ketegangan yang lebih besar.

Baca juga: Sembunyi 2 Tahun di Kedutaan Argentina, Mantan Menteri Ekuador yang Korupsi Kabur ke Venezuela

Pernyataan itu juga mencatat bahwa kedua pemimpin sepakat untuk bertemu lagi dalam waktu tiga bulan di Brasil, di mana pemimpinnya Luiz Inacio Lula da Silva disebut-sebut sebagai penengah dalam perselisihan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com