CARACAS, KOMPAS.com - Venezuela dan Guyana bersitegang terkait sengketa wilayah perbatasan yang kaya minyak.
Bahkan, Amerika Serikat (AS) pada Rabu (6/12/2023) telah menyatakan kekhawatiran atas meningkatnya ketegangan antara kedua negara Amerika Selatan tersebut.
AS pun menyuarakan keinginan agar Venezuela dan Guyana dapat menghindari kekerasan atau konflik.
Baca juga: Sembunyi 2 Tahun di Kedutaan Argentina, Mantan Menteri Ekuador yang Korupsi Kabur ke Venezuela
“Ini memprihatinkan, kami mengamati hal ini dengan sangat, sangat, sangat cermat,” kata Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, kepada wartawan ketika ditanya tentang situasi antara negara tetangga itu.
“Kami jelas tidak ingin melihat kekerasan atau konflik terjadi di sini,” tambahnya, dikutip dari AFP.
Venezuela seperti diketahui telah mengadakan referendum kontroversial pada Minggu (3/12/2023) mengenai nasib wilayah Essequibo, atau Esequiba sebagaimana dikenal di Venezuela, yang menghasilkan 95 persen suara “ya” untuk rencana Caracas atas wilayah tersebut.
Ketika ditanya apakah Presiden AS Joe Biden secara pribadi memantau situasi itu, Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre menegaskan pada Rabu bahwa Presiden jelas mengetahui apa yang terjadi.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro pada Selasa (5/12/2023) mengusulkan agar rancangan undang-undang dikirim ke Majelis Nasional untuk pembentukan provinsi "Guyana Esequiba" di wilayah yang telah dikelola Guyana selama lebih dari satu abad.
Tentara Brasil pada Rabu mengatakan, pihaknya memperkuat kehadirannya di kota-kota terdekat.
Baca juga: Fat Leonard, Buron Skandal Korupsi Terburuk AL AS, Ditangkap di Venezuela
Perselisihan mengenai wilayah yang mencakup lebih dari dua pertiga wilayah Guyana dan merupakan rumah bagi 125.000 dari 800.000 penduduk Guyana tersebut telah meningkat sejak ExxonMobil menemukan minyak di sana pada 2015.
Mahkamah Internasional di Den Haag pekan lalu mendesak Venezuela untuk tidak mengambil tindakan yang mungkin berdampak pada wilayah yang disengketakan, tetapi tidak mengabulkan permintaan Guyana untuk melakukan intervensi segera.
Kirby mengatakan, keputusan pengadilan tinggi PBB “perlu dihormati”.
Sejumlah negara di Amerika Selatan lainnya pada Kamis menyuarakan “keprihatinan mendalam” atas sengketa perbatasan yang semakin mendalam antara Guyana dan Venezuela.
Mereka menyerukan kedua negara tetangga itu untuk merundingkan solusi damai.
“Amerika Latin harus menjadi wilayah yang damai,” kata pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh blok regional Mercosur –Argentina, Brasil, Paraguay, dan Uruguay– bersama dengan Chile, Kolombia, Ekuador, dan Peru.
"(Kami) Mewaspadai tindakan sepihak yang harus dihindari, karena tindakan tersebut akan menambah ketegangan, dan mendesak kedua belah pihak untuk bernegosiasi guna mencari solusi damai atas kontroversi tersebut,” kata deklarasi tersebut, dikutip dari AFP.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.