Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profesi Tukang Langka di Jerman, Pemerintah Ciptakan Proyek Khusus

Kompas.com - 12/12/2023, 22:48 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: Kilian Bizer/DW Indonesia

GOETTINGEN, KOMPAS.com - Lulus sekolah lalu mau apa? Banyak anak muda yang tertarik untuk kuliah. Yang lain melakukan tahun sosial sukarela, yang ditawarkan lembaga-lembaga bantuan.

Mempelajari satu keahlian saja adalah hal yang mustahil bagi sebagian besar lulusan sekolah masa kini dan kebanyakan enggan memilih keahlian pertukangan. Akibatnya, bisnis pertukangan kekurangan personel.

"Sektor bisnis ini punya masalah besar untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja muda usia,” kata Kilian Bizer dari Universitas Goettingen.

Baca juga: Di Jerman, Semakin Banyak Orang Pindah dari Kota ke Desa

Hal ini terutama berlaku di wilayah yang mempunyai dinamika tertentu akibat perubahan iklim. Baik itu tentang pemasangan sistem tenaga surya, renovasi fasad rumah, atau menghubungkan stasiun pengisian untuk mobil listrik--untuk itu sangat dibutuhkan tenaga kerja baru.

Pendidikan dan pelatihan menjadi penting untuk mengatasi kekurangan pekerja terampil di sektor pertukangan. Namun, bagaimana caranya menarik generasi muda ke bidang kerja yang biasanya membutuhkan tenaga fisik ini?

Kehancuran di Ahrtal setelah banjir bandang tahun 2021.WDR via DW INDONESIA Kehancuran di Ahrtal setelah banjir bandang tahun 2021.
Sebuah proyek khusus di Ahrtal

Di Ahrtal (Lembah Ahr) yang dilanda banjir besar pada 2021 ada proyek rintisan baru. Karena bencana banjir cukup lama menjadi sorotan media dan politik, banyak orang yang ketika itu secara spontan memberikan bantuan besar.

Banyak relawan datang untuk membersihkan lumpur dan puing-puing, banyak bangunan harus diperbaiki atau dihancurkan dan dibangun kembali. Sekarang, dua tahun kemudian, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.

Para tukang di Ahrtal juga mengeluhkan kurangnya pekerja baru. Jadi ada gagasan untuk menyatukan keduanya: para relawan yang datang untuk membantu dan perusahaan pertukangan yang perlu pekerja baru.

Inilah gagasan utama di balik proyek "Aufbau-Ahr", yang diprakarsai oleh Kementerian Tenaga Kerja negara bagian Rheinland-Pflalz dan Kamar Dagang Pertukangan kota Koblenz.

Sebagai bagian dari proyek tersebut, sejak Maret 2022, kaum muda dapat mencoba berbagai keahlian pertukangan selama enam hingga delapan bulan, sekaligus membantu pembangunan kembali di Ahrtal.

Lebih dari 50 perusahaan membuka pintunya bagi calon tukang kayu, tukang batu, tukang mebel, tukang ubin, pengecat, pekerja logam, dan spesialis mekatronik otomotif.

Baca juga: Peneliti Indonesia di Jerman Ciptakan e-Nose, Alat Deteksi TBC Cepat

Proyek rintisan yang berhasil

Kamar Dagang Pertukangan menyatakan puas dengan keberhasilan proyek yang telah berjalan sejak 1 Maret 2022 ini.

Lebih dari separuh peserta proyek selanjutnya akan mulai magang di salah satu perusahaan, kata Ralf Hellrich, manajer umum Kamar Dagang Pertukangan Koblenz.

"Pada 2021 dan 2022 kami mencatatkan rekor tertinggi dalam sepuluh tahun dalam pengisian posisi pemagangan di Ahrtal,” kata Hellrich.

Dia yakin hal ini juga terjadi karena proyek Aufbau-Ahr yang diliput banyak media. Juga banyak anak muda yang memulai pelatihan dan pendidikan di Ahrtal secara langsung, tanpa lebih dulu menjadi peserta proyek itu.

Proyek Aufbau-Ahr sebenarnya akan berakhir pada akhir 2023. Namun karena keberhasilannya, proyek itu akan diperpanjang. "Kami sedang berdiskusi dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Sosial dan proyek ini kemungkinan bisa diperpanjang,” kata Ralf Hellrich.

Baca juga: Siapa Bunda Corla dan Kenapa Viral? Ini Kisah Hidupnya di Jerman

Artikel ini pernah dimuat di DW Indonesia dengan judul Bagaimana Jerman Mengatasi Kelangkaan Pekerja Pertukangan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com