Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Profesi Tukang Langka di Jerman, Pemerintah Ciptakan Proyek Khusus

GOETTINGEN, KOMPAS.com - Lulus sekolah lalu mau apa? Banyak anak muda yang tertarik untuk kuliah. Yang lain melakukan tahun sosial sukarela, yang ditawarkan lembaga-lembaga bantuan.

Mempelajari satu keahlian saja adalah hal yang mustahil bagi sebagian besar lulusan sekolah masa kini dan kebanyakan enggan memilih keahlian pertukangan. Akibatnya, bisnis pertukangan kekurangan personel.

"Sektor bisnis ini punya masalah besar untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja muda usia,” kata Kilian Bizer dari Universitas Goettingen.

Hal ini terutama berlaku di wilayah yang mempunyai dinamika tertentu akibat perubahan iklim. Baik itu tentang pemasangan sistem tenaga surya, renovasi fasad rumah, atau menghubungkan stasiun pengisian untuk mobil listrik--untuk itu sangat dibutuhkan tenaga kerja baru.

Pendidikan dan pelatihan menjadi penting untuk mengatasi kekurangan pekerja terampil di sektor pertukangan. Namun, bagaimana caranya menarik generasi muda ke bidang kerja yang biasanya membutuhkan tenaga fisik ini?

Banyak relawan datang untuk membersihkan lumpur dan puing-puing, banyak bangunan harus diperbaiki atau dihancurkan dan dibangun kembali. Sekarang, dua tahun kemudian, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.

Para tukang di Ahrtal juga mengeluhkan kurangnya pekerja baru. Jadi ada gagasan untuk menyatukan keduanya: para relawan yang datang untuk membantu dan perusahaan pertukangan yang perlu pekerja baru.

Inilah gagasan utama di balik proyek "Aufbau-Ahr", yang diprakarsai oleh Kementerian Tenaga Kerja negara bagian Rheinland-Pflalz dan Kamar Dagang Pertukangan kota Koblenz.

Sebagai bagian dari proyek tersebut, sejak Maret 2022, kaum muda dapat mencoba berbagai keahlian pertukangan selama enam hingga delapan bulan, sekaligus membantu pembangunan kembali di Ahrtal.

Lebih dari 50 perusahaan membuka pintunya bagi calon tukang kayu, tukang batu, tukang mebel, tukang ubin, pengecat, pekerja logam, dan spesialis mekatronik otomotif.

Proyek rintisan yang berhasil

Kamar Dagang Pertukangan menyatakan puas dengan keberhasilan proyek yang telah berjalan sejak 1 Maret 2022 ini.

Lebih dari separuh peserta proyek selanjutnya akan mulai magang di salah satu perusahaan, kata Ralf Hellrich, manajer umum Kamar Dagang Pertukangan Koblenz.

"Pada 2021 dan 2022 kami mencatatkan rekor tertinggi dalam sepuluh tahun dalam pengisian posisi pemagangan di Ahrtal,” kata Hellrich.

Dia yakin hal ini juga terjadi karena proyek Aufbau-Ahr yang diliput banyak media. Juga banyak anak muda yang memulai pelatihan dan pendidikan di Ahrtal secara langsung, tanpa lebih dulu menjadi peserta proyek itu.

Proyek Aufbau-Ahr sebenarnya akan berakhir pada akhir 2023. Namun karena keberhasilannya, proyek itu akan diperpanjang. "Kami sedang berdiskusi dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Sosial dan proyek ini kemungkinan bisa diperpanjang,” kata Ralf Hellrich.

Artikel ini pernah dimuat di DW Indonesia dengan judul Bagaimana Jerman Mengatasi Kelangkaan Pekerja Pertukangan?

https://www.kompas.com/global/read/2023/12/12/224800370/profesi-tukang-langka-di-jerman-pemerintah-ciptakan-proyek-khusus

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke