Penulis: VOA Indonesia
NEW YORK, KOMPAS.com - Donald Trump pada Senin (6/11/2023) menyampaikan kesaksian bahwa perusahaannya tidak memberikan estimasi yang akurat atas banyak propertinya.
Hal ini disampaikannya secara bertele-tele di atas kursi saksi dalam sebuah persidangan penipuan perdata di New York.
Mantan presiden AS ini mengatakan perusahaannya menilai terlalu rendah Mar-a-Lago dan lapangan golf Doral di Florida, serta menilai terlalu tinggi apartemen Trump Tower, di antara aset-aset lainnya.
Baca juga: Hakim New York Denda Trump Rp 159,2 Juta karena Langgar Larangan Kritik Staf Pengadilan
Namun, Trump berusaha meminimalkan pentingnya estimasi tersebut, yang menurut para jaksa negara bagian digelembungkan demi mendapatkan persyaratan pembiayaan yang lebih baik.
"Itu tidak penting. Anda membuatnya menjadi penting, padahal sebenarnya tidak," kata Trump tentang perkiraan tersebut.
Hakim Arthur Engoron telah memutuskan estimasi itu curang.
Dalam gugatan hukum yang disampaikan, jaksa negara bagian New York menilai estimasi tersebut menyesatkan para pemberi pinjaman dan perusahaan asuransi, sehingga membuat mereka kehilangan 100 juta dollar AS dan melebih-lebihkan kekayaannya sebesar 2 miliar dollar AS.
Trump berulang kali mengatakan bahwa kasus ini adalah "upaya mencari-cari kesalahan".
Ia menuduh Hakim Engoron dan Jaksa Agung New York Letitia James memiliki bias politik terhadapnya.
Dia terus menerus menyampaikan keluhan tersebut di kursi saksi, di mana dia menuduh pihak berwenang hukum memberikan perhatian yang terlalu besar pada bisnisnya setelah dia memenangkan pemilihan presiden 2016.
Baca juga: Trump: Kalau Saya Presiden, Israel Tak Akan Diserang
"Saya yakin hakim akan memutuskan untuk melawan saya karena dia selalu memutuskan untuk melawan saya. Ini adalah pengadilan yang sangat tidak adil," katanya.
Hakim Engoron menegur pernyataan Trump itu, dan mengancam akan mempercepat waktu untuk memberikan kesaksian.
“Pak Kise, dapatkah Anda mengendalikan klien Anda? Ini bukan pawai politik. Ini ruang pengadilan,” ujar Engoron kepada pengacara Trump, Christopher Kise.
Tidak seperti empat kasus kriminal yang dihadapi oleh calon paling unggul untuk meraih nominasi presiden dari Partai Republik tahun 2024, persidangan perdata ini tidak akan berpotensi memenjarakannya saat ia kembali mencalonkan diri sebagai presiden AS.