Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduki Patung Liberty, Warga Yahudi New York Tuntut Israel Akhiri Serangan di Gaza

Kompas.com - 07/11/2023, 06:16 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

NEW YORK, KOMPAS.com - Ratusan aktivis umat Yahudi Amerika Serikat secara damai menduduki Patung Liberty di New York pada Senin (6/11/2023), untuk menuntut gencatan senjata oleh Israel dan diakhirinya pengeboman terhadap warga sipil di Gaza.

Mengenakan kaus hitam bertuliskan slogan "Yahudi menuntut gencatan senjata sekarang juga" atau "Bukan atas nama kami", para demonstran membentangkan spanduk bertuliskan "Seluruh dunia menyaksikan" dan "Palestina harus bebas" di pelataran monumen ikonik di New York tersebut.

Patung tembaga besar itu berdiri di Pulau Liberty di pintu masuk Pelabuhan New York.

Baca juga: Korban Tewas di Gaza Capai 10.022 Orang, Cukup Sudah, Hentikan Perang...

"Kata-kata terkenal dari nenek moyang Yahudi kami, Emma Lazarus, yang terukir di monumen ini mendorong kami untuk mengambil tindakan mendukung warga Palestina di Gaza yang ingin bernapas lega," kata Jay Saper dari Jewish Voice for Peace (JVP), penyelenggara acara tersebut, dalam sebuah pernyataan.

Emma Lazarus adalah aktivis abad ke-19 yang membantu para pengungsi Yahudi yang mengungsi ke New York dari Eropa.

Pernyataan tersebut mengutip puisi "New Colossus" karya Lazarus, yang diukir di dasar patung sebagai sanjungan bagi para imigran AS.

Sementara, para peserta dari Institute for Middle East Understanding menuntut "diakhirinya pengeboman genosida Israel terhadap warga sipil Palestina di Gaza".

"Selama warga Gaza berteriak, kita harus berteriak lebih keras, tak peduli siapa pun yang berusaha membungkam kita," kata fotografer Nan Goldin, sebagaimana dikutip dari AFP.

Ia berbicara di samping sejumlah pejabat terpilih setempat, beberapa di antaranya berakar pada politik kiri.

Kota New York, yang terkenal sebagai tempat berkumpulnya para pendatang, telah diguncang selama sebulan terakhir oleh demonstrasi pro-Israel dan pro-Palestina.

Baca juga: Netanyahu Larang Umat Yahudi Berkunjung ke Al-Aqsa 10 Hari Terakhir Ramadhan

Kota ini merupakan rumah bagi sekitar dua juta umat Yahudi dan ratusan ribu Muslim, dan sejauh ini telah menghindari kekerasan yang terkait dengan konflik tersebut, meskipun ketegangan terlihat jelas di beberapa tempat seperti kampus-kampus universitas.

Namun, pendapat tidak monolitik di kedua komunitas tersebut.

Segmen liberal pemuda Yahudi Amerika -kaum Yahudi memberikan suara yang sangat besar bagi Partai Demokrat- telah melancarkan kritik keras terhadap Israel, yang mereka tuduh telah melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza.

Mereka juga mengecam dukungan militer dan diplomatik Presiden Joe Biden untuk Israel, yang telah terlibat dalam pengeboman selama sebulan penuh di wilayah Palestina sejak serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober yang menurut para pejabat Israel telah menewaskan 1.400 orang.

Jumlah korban tewas di Gaza sendiri telah melampaui 10.000 orang pada Senin, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.

Sebelumnya, pada Sabtu (4/11/2023), puluhan ribu demonstran, beberapa di antaranya dibawa oleh JVP, berkumpul di Washington untuk menyerukan gencatan senjata segera di Jalur Gaza, dan mengecam kebijakan AS yang mendukung Israel.

Baca juga: Israel Beri Waktu 4 Jam Warga Gaza Utara untuk Pergi ke Selatan

Sedangkan pada akhir Oktober lalu, ribuan demonstran, sebagian besar dari mereka dikumpulkan oleh JVP, menduduki stasiun besar Grand Central di Manhattan dengan tuntutan yang sama.

Secara terpisah, ribuan pengunjuk rasa pro-Palestina, termasuk beberapa dari organisasi Yahudi AS, menutup Jembatan Brooklyn, yang menghubungkan Manhattan dengan wilayah multikultural dan modis di seberang East River.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Global
Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Global
Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Internasional
Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Presiden Ukraina Pecat Kepala Pengawalnya atas Rencana Pembunuhan

Presiden Ukraina Pecat Kepala Pengawalnya atas Rencana Pembunuhan

Global
Blinken: AS Menentang Pengusiran Warga Palestina dari Rafah

Blinken: AS Menentang Pengusiran Warga Palestina dari Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com