Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Pemakaman Li Keqiang, China Kibarkan Bendera Setengah Tiang

Kompas.com - 02/11/2023, 15:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber CNA

BEIJING, KOMPAS.com - Bendera-bendera berkibar setengah tiang di Beijing pada Kamis (2/11/2023).

China bersiap untuk pemakaman mendiang mantan perdana menteri Li Keqiang, seorang birokrat reformis yang pernah digadang-gadang sebagai pemimpin masa depan, namun akhirnya dikalahkan Xi Jinping, presiden China saat ini.

Li meninggal akibat serangan jantung di Shanghai pada usia 68 tahun pekan lalu, kurang dari setahun setelah mengundurkan diri sebagai perdana menteri.

Baca juga: China Akan Kremasi Jasad Li Keqiang pada Kamis

DIlansir dari CNA, sebagai seorang birokrat dan pembicara bahasa Inggris yang fasih, dukungan Li untuk liberalisasi dan reformasi ekonomi sering kali kontras dengan kecenderungan pemerintahan Xi yang lebih terpusat dan mendominasi.

Namun, dalam sebuah obituari resmi, Partai Komunis China yang berkuasa menggambarkan rival politik Xi yang pernah menjadi lawan politiknya itu sebagai prajurit komunis yang telah teruji oleh waktu.

PKC juga mendesak rakyat China untuk mengubah kesedihan menjadi kekuatan dengan bersatu lebih erat lagi, terutama pada partai.

Di Lapangan Tiananmen di pusat kota Beijing, bendera berkibar setengah tiang pada Kamis pagi, demikian laporan wartawan AFP.

Kantor berita pemerintah Xinhua melaporkan bahwa bendera dikibarkan setengah tiang di gedung-gedung pemerintah di seluruh daratan China, serta di wilayah semi-otonom Hong Kong dan Makau.

Li akan dikremasi pada hari itu juga dalam sebuah upacara yang kemungkinan besar akan dihadiri oleh para petinggi negara.

Masa jabatannya sebagai perdana menteri menunjukkan pergeseran dari pemerintahan yang lebih berbasis konsensus seperti yang dilakukan para pemimpin sebelumnya, menjadi pemerintahan yang terpusat pada Xi.

Baca juga: China Berusaha Meredam Kesedihan Publik atas Meninggalnya Li Keqiang

Dan penunjukan sekutu Xi, Li Qiang, sebagai penggantinya dilihat sebagai tanda bahwa agenda reformisnya telah jatuh. Beijing tampaknya terus memperketat cengkeramannya terhadap ekonomi.

Setelah kematiannya, komentar yang menjadi tren, termasuk kutipan dari Li Keqiang pada akhir 2022 ketika dia bersikeras bahwa proses reformasi dan keterbukaan China tidak dapat dihentikan.

"Sungai Kuning dan Sungai Yangtze tidak akan berubah arah," tulis para pengguna internet China, mengutip Li.

Pihak berwenang telah bersiaga tinggi menyiasati duka cita publik untuk sang reformis dapat diterjemahkan ke dalam kritik terhadap kepemimpinan saat ini.

Di platform media sosial Weibo pada hari Kamis, lebih dari 20.000 komentar terdaftar di bawah tagar untuk memperingati Li yang dibagikan oleh lembaga penyiaran negara CCTV.

Namun hanya 13 yang terlihat, menunjukkan bahwa diskusi sedang disensor.

Baca juga: Mantan Perdana Menteri China Li Keqiang Meninggal pada Usia 68 Tahun

Komentar-komentar yang tersisa jelas-jelas bersifat apolitis, mengucapkan "selamat jalan" kepada mendiang perdana menteri dan berjanji bahwa Li akan "selamanya berada di hati rakyat".

"Pemimpin China yang baik, Anda adalah orang yang telah memberikan kontribusi kepada negara dan Anda akan selalu hidup di hati kami," demikian bunyi salah satu komentar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com