MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia pada Rabu (25/10/2023) akan mempelajari usulan Amerika Serikat (AS) untuk melanjutkan dialog mengenai pengendalian senjata nuklir.
Akan tetapi, Rusia tidak akan menerima usulan AS jika Washington tak menghentikan permusuhannya terhadap Moskwa.
AS dan Rusia biasanya saling memeriksa fasilitas nuklir masing-masing dan membatasi hulu ledak berdasarkan perjanjian New START, tetapi Moskwa menangguhkan perjanjiannya pada Februari 2023 saat perang dengan Ukraina berlangsung.
Baca juga: PBB Terus Ingatkan Bahaya Perlombaan Senjata Nuklir Walau Tak Digubris
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan, Moskwa sudah menerima memo tidak resmi dari AS yang mengajak dialog baru, tetapi tidak mungkin dilakukan untuk saat ini.
“(AS) menyarankan melakukan dialog mengenai stabilitas strategis dan pengendalian senjata secara sistematis, dan melakukannya secara terisolasi dari segala sesuatu yang sedang terjadi,” kata Ryabkov.
“Kami belum siap untuk ini,” tambahnya, dikutip dari kantor berita AFP.
“Mustahil kembali berdialog mengenai stabilitas strategis, termasuk New START... tanpa perubahan dalam sikap Amerika Serikat yang sangat bermusuhan terhadap Rusia.”
Dia melanjutkan, Rusia sedang mempelajari usulan AS dengan tenang dan akan merespons pada waktunya.
Baca juga:
Komentar Ryabkov keluar saat parlemen Rusia mengajukan rancangan undang-undang untuk mencabut ratifikasi Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir Komprehensif, serta membatalkan perjanjian penting yang melarang uji coba senjata nuklir.
Presiden Vladimir Putin berulang kali membahas nuklir Rusia sejak invasi terhadap Ukraina tahun lalu.
New START adalah perjanjian senjata nuklir bilateral terakhir yang tersisa antara Washington dan Moskaw. Kesepakatan ini akan berakhir pada Februari 2026 dan hubungan antara kedua negara belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan.
Tahun lalu Putin mengaku tidak berbohong tentang kesiapannya menggunakan senjata destruktif jika Rusia menghadapi ancaman nyata, kemudian awal bulan ini berpikir untuk melanjutkan uji coba nuklir langsung.
Baca juga: Temuan Karsinogen di Lokasi Rudal Nuklir AS Picu Bahaya Paparan Kanker
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.