Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/09/2023, 12:47 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

NEW YORK CITY, KOMPAS.com - Korea Utara pada Selasa (26/9/2023) mengatakan kepada PBB, semenanjung Korea berisiko mengalami perang nuklir karena perbuatan Amerika Serikat (AS).

Peringatan tersebut diutarakan pada hari yang sama ketika Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan tentang perlombaan senjata nuklir baru.

Duta Besar Korea Utara untuk PBB, Kim Song, mengecam tindakan Korea Selatan yang dipimpin Presiden Yoon Suk Yeol karena membangun kerja sama lebih erat dengan AS dan rival bersejarahnya yaitu Jepang.

Baca juga: Korea Utara Pamer Kapal Selam Nuklir, Pakar Ragukan Kemampuannya

“Karena kebijakannya yang bersifat menjilat dan memalukan, yaitu bergantung pada kekuatan luar, semenanjung Korea berada dalam situasi sangat berbahaya dengan pecahnya perang nuklir,” kata Kim dalam pidatonya di Sidang Umum PBB, dikutip dari kantor berita AFP.

Dia merujuk pada pembentukan Kelompok Konsultasi Nuklir baru-baru ini, yang oleh AS diharapkan dapat mengintegrasikan kapasitas nuklir lebih baik dengan kekuatan konvensional Korea Selatan.

Menurut Kim, kelompok itu “berkomitmen pada perencanaan, operasi dan pelaksanaan serangan nuklir pendahuluan terhadap DPRK (nama resmi Korea Utara: Republik Demokratik Rakyat Korea)."

“AS sekarang bergerak ke tahap praktis mewujudkan niat jahatnya guna memprovokasi perang nuklir, dengan sering mengerahkan kapal selam nuklir strategis dan pembom nuklir strategis yang membawa senjata nuklir di dalam serta sekitar semenanjung Korea kali pertama dalam beberapa dekade,” lanjutnya.

Baca juga:

Korea Utara berkali-kali dikecam AS, Jepang, dan Korea Selatan karena melakukan serangkaian uji coba rudal yang mengabaikan sanksi.

Pemerintahan Presiden Joe Biden berulang kali menyampaikan, mereka terbuka berdialog dengan Korea Utara tanpa prasyarat, tetapi Pyongyang tidak menunjukkan minat untuk melakukannya.

Pendahulu Biden, Donald Trump, sempat mengadakan tiga pertemuan dengan Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un.

Pertemuan itu berhasil meredakan ketegangan, tetapi tidak menghasilkan kesepakatan yang bertahan lama.

Baca juga: Kapal Selam AS Bersenjata Nuklir Tiba di Korsel, Kali Pertama dalam 42 Tahun

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Turkiye Akan Restui Swedia Gabung NATO dalam Beberapa Minggu

Turkiye Akan Restui Swedia Gabung NATO dalam Beberapa Minggu

Global
Ukraina Jatuhkan 21 Drone Rusia dan Rudal dalam Semalam

Ukraina Jatuhkan 21 Drone Rusia dan Rudal dalam Semalam

Global
Sejarah Wilayah Tepi Barat dalam Konflik Israel-Palestina

Sejarah Wilayah Tepi Barat dalam Konflik Israel-Palestina

Internasional
Istri Kepala Mata-mata Militer Ukraina Diracun, Ada Konspirasi Internal?

Istri Kepala Mata-mata Militer Ukraina Diracun, Ada Konspirasi Internal?

Global
Thailand Akan Jadi Negara Pertama di Asia Tenggara yang Legalkan Pernikahan Sesama Jenis

Thailand Akan Jadi Negara Pertama di Asia Tenggara yang Legalkan Pernikahan Sesama Jenis

Global
Jumlah Warga Palestina yang Dibebaskan dan Ditahan Israel Saat Gencatan Senjata Hampir Sama Banyaknya

Jumlah Warga Palestina yang Dibebaskan dan Ditahan Israel Saat Gencatan Senjata Hampir Sama Banyaknya

Global
Raja Malaysia Minum Cendol bareng Pangeran Monako di Warung Pinggir Jalan

Raja Malaysia Minum Cendol bareng Pangeran Monako di Warung Pinggir Jalan

Global
Polisi Australia Tewaskan Lansia 95 Tahun dengan Pistol Kejut Listrik

Polisi Australia Tewaskan Lansia 95 Tahun dengan Pistol Kejut Listrik

Global
Rangkuman Hari Ke-643 Serangan Rusia ke Ukraina: Istri Kepala Intelijen Ukraina Diracun | Rusia Tembaki Seredyna-Buda

Rangkuman Hari Ke-643 Serangan Rusia ke Ukraina: Istri Kepala Intelijen Ukraina Diracun | Rusia Tembaki Seredyna-Buda

Global
Serangan ke Pasukan AS di Irak dan Suriah Berhenti sejak Gencatan Senjata Israel-Hamas

Serangan ke Pasukan AS di Irak dan Suriah Berhenti sejak Gencatan Senjata Israel-Hamas

Global
Pemuda di Tepi Barat Lempar Batu ke Kendaraan, Israel Balas dengan Tembakan, Remaja Tewas

Pemuda di Tepi Barat Lempar Batu ke Kendaraan, Israel Balas dengan Tembakan, Remaja Tewas

Global
G7 Desak Houthi Hentikan Ancaman terhadap Kapal

G7 Desak Houthi Hentikan Ancaman terhadap Kapal

Global
Pejabat Hamas Undang Elon Musk Kunjungi Gaza

Pejabat Hamas Undang Elon Musk Kunjungi Gaza

Global
Finlandia Akan Tutup Semua Perbatasan dengan Rusia 2 Pekan

Finlandia Akan Tutup Semua Perbatasan dengan Rusia 2 Pekan

Global
41 Pekerja yang Terjebak 17 Hari di Terowongan India Akhirnya Berhasil Diselamatkan

41 Pekerja yang Terjebak 17 Hari di Terowongan India Akhirnya Berhasil Diselamatkan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com