Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenlu RI: AS Seharusnya jadi Mediator Perang Hamas-Israel

Kompas.com - 16/10/2023, 17:09 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: Fathiyah Wardah/VOA Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri Indonesia menyebut, Amerika Serikat seharusnya memainkan peran sebagai mediator dalam perang Hamas-Israel, dan tidak terlibat lebih jauh karena akan semakin mempersulit penghentian konflik bersenjata.

Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS), Sabtu (14/10/2023) malam, memerintahkan pengiriman kelompok serangan kapal induk (CSG) USS Dwight D Eisenhower ke Mediterania Timur untuk bergabung dengan kelompok kapal induk penyerang USS Gerald R Ford yang telah tiba sehari sebelumnya.

CSG USS Eisenhower mencakup kapal penjelajah berpeluru kendali USS Philippine Sea, kapal perusak berpeluru kendali USS Gravely dan USS Mason, dan Carrier Air Wing 3 dengan sembilan skuadron pesawat.

Baca juga: Duduk Perkara Perang Israel-Palestina di Gaza: Titik Mula

Sementara USS Ford sebelumnya mencakup USS Normandia, USS Thomas Hudner, USS Ramage, USS Carney dan USS Roosevelt, serta beberapa skuadron pesawat tempur F15, F16 dan A10.

Pentagon mengatakan, peningkatan kekuatan AS ini menandakan komitmen kuat Washington terhadap keamanan Israel dan tekad untuk menghalangi kehadiran aktor negara atau aktor non-negara yang akan memperburuk perang ini.

Kapal induk USS Dwight D. Eisenhower (CVN 69) kembali ke pangkalannya di Norfolk, Virginia.DEPARTEMEN PERTAHANAN AS/RYAN D MCLEARNON via VOA INDONESIA Kapal induk USS Dwight D. Eisenhower (CVN 69) kembali ke pangkalannya di Norfolk, Virginia.
"AS seharusnya jadi mediator, bukan kerahkan kekuatan"

Menanggapi hal tersebut, Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri Bagus Hendraning Kobarsyih kepada VOA pada Minggu (15/10/2023) mengatakan, tindakan mengirim dua kapal induk untuk membantu Israel merupakan penggunaan kekuatan berlebihan.

"Amerika mengirim dua kapal induk ke sana itu kayak mau menghadapi Rusia atau Tiongkok, atau bersatu untuk menghadapi Korea Utara. Ini yang dihadapi kan kelompok perlawanan yang dalam kondisi tertindas. Pengiriman (dua kapal induk) ini tidak menambah baik, justru akan menambah ketegangan dan eskalasi konflik di kawasan tersebut," katanya.

Menurutnya, keterlibatan AS dalam mendukung Israel akan semakin mempersulit penghentian konflik bersenjata. Ia menggarisbawahi AS seharusnya berperan menjadi mediator untuk menurunkan ketegangan.

Tekan Israel kembali ke meja perundingan

Tidak hanya AS, negara-negara kuat, tambah Bagus, harus menekan Israel agar mematuhi semua resolusi yang sudah dihasilkan.

Tel Aviv juga harus ditekan agar bersedia kembali ke meja perundingan dengan Palestina untuk mewujudkan solusi dua negara yang menjadi penyelesaian perdamaian paling moderat.

Bagus merujuk pada pernyataan Pemerintah China yang secara tegas menyebut telah terjadinya ketidakadilan bagi Palestina dan tidak ada pihak yang berupaya menyelesaikan masalah ini secara serius.

Bagus juga menyampaikan kekhawatirannya bahwa keterlibatan AS lebih jauh guna mendukung Israel secara militer akan membuat perang justru merebak ke kawasan lain. Hal ini tampak dengan mulai terjadinya pertempuran antara pasukan Israel dan Hezbollah di selatan Lebanon.

Baca juga: Hezbollah Akan Gabung ke Hamas Lawan Israel jika Waktunya Tepat

Banyak pengungsi Palestina di Lebanon, Yordania, dan Suriah tentu yang peduli dengan situasi di Tanah Air mereka dan tidak segan-segan bergabung untuk melawan Israel.

Kementerian Luar Negeri Indonesia merupakan salah satu entitas yang paling kuat menyuarakan dukungan pada Palestina, sebagaimana yang diungkap di dalam berbagai forum multilateral seperti: Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), dan Gerakan Non-Blok.

Halaman:
Baca tentang

Terkini Lainnya

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com