Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Al Quran Berbahasa Mandarin dan Rencana China Sinifikasi Islam

Kompas.com - 21/09/2023, 19:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com - Pada akhir Juli 2023, sekelompok pejabat pemerintah dan akademisi China bertemu di Urumqi.

Mereka membahas bagaimana Xinjiang, daerah otonomi di China, bisa mengimplementasikan rencana nasional untuk apa yang disebut sinifikasi Islam.

Sinifikasi adalah proses mengubah atau memodifikasi sesuatu sesuai dengan budaya China.

Baca juga: Denmark Akan Larang Aksi Pembakaran Al Quran

Para pejabat tersebut tidak menyinggung situs-situs keagamaan yang telah dihancurkan atau buku-buku Islam yang telah dibakar.

Mereka juga tak menyebut orang-orang Uighur yang telah "dididik kembali" di kamp-kamp konsentrasi karena dianggap memiliki keyakinan Islam, menurut ringkasan kantor berita Xinhua tentang acara tersebut, dilansir dari Radio Free Asia.

Rencana sinifikasi dilakukan di bawah rencana Partai Komunis China yang terpisah.

Rencana yang menjadi tanggung jawab mereka, yang tercantum dalam garis besar kerja lima tahun yang diluncurkan pada 2018, belum sepenuhnya dilaksanakan. Mereka ingin Islam di China membutuhkan lebih banyak "rekayasa".

Secara khusus, China perlu melakukan lebih banyak hal, seperti memadukan Islam dengan Konfusianisme.

Untuk mencapai hal ini, mereka perlu menerbitkan Al Quran berbahasa Mandarin yang diterjemahkan dan diberi penjelasan yang selaras dengan apa yang disebut semangat zaman.

"Sinifikasi Islam di Xinjiang harus mencerminkan aturan sejarah tentang bagaimana masyarakat berkembang, melalui konsolidasi kekuatan politik, pengamanan masyarakat, dan pembangunan budaya," kata Wang Zhen, seorang profesor di Institut Pusat Sosialisme China, sponsor acara tersebut.

Baca juga: Viral Wanita Saudi Buta Huruf Berusia 110 Tahun Belajar Baca Tulis Al Quran

Institut ini merupakan bagian dari Kelompok Kerja Front Persatuan Partai Komunis, yang mengontrol urusan agama di China. Lembaga inilah yang menghasilkan rencana sinifikasi.

Partai Komunis China telah lama memandang agama sebagai ancaman terhadap kekuasaannya.

Selama beberapa dekade, PKC cenderung menganiaya Muslim Uighur, di bawah slogan-slogan propaganda yang berbeda, dengan intensitas yang semakin meningkat.

Namun hari ini, setelah kampanye yang dicap Amerika Serikat sebagai genosida, partai menghilangkan praktik Islam di Xinjiang.

Partai ini sedang menyusun versi baru dari Islam yang diharapkan akan mengikat Muslim China, termasuk Muslim Uighur, sehingga lebih dekat lagi dengan negara.

Baca juga: Protes Pembakaran Al Quran, Kedubes Swedia di Baghdad Dibakar

"Tujuan akhir dari sinifikasi adalah untuk memungkinkan pengawasan yang lebih besar," kata David Stroup, seorang dosen Studi China di Universitas Manchester. "Mereka ingin membawa semuanya di bawah payung kendalinya."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com