Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Amsterdam Ubah Citra dari Kota Seks dan Ganja

Kompas.com - 31/07/2023, 13:11 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

AMSTERDAM, KOMPAS.com - Amsterdam punya citra sebagai kota seks dan ganja. Kota di Belanda itu kini melarang merokok ganja di depan umum dan mengenakan denda untuk pelanggaran. Bisakah larangan tersebut mengubah reputasi pariwisatanya?

"Dilarang merokok ganja di tempat umum!" pengumuman itu tergantung di sekitar distrik lampu merah Amsterdam, atau De Wallen, demikian sebutannya dalam bahasa Belanda.

Menurut undang-undang baru yang mulai berlaku sejak Mei lalu, mereka yang tertangkap merokok ganja di tempat umum, bisa dijatuhi denda sebesar 100 euro atau sekitar Rp 1,6 juta.

Baca juga: Red Light District Amsterdam: Kawasan Prostitusi Legal Paling Berkelas

Amsterdam memang ingin mengurangi jumlah wisatawan yang berpesta dan menyumbat jalan-jalan, terutama di kawasan De Wallen. Denda lain dapat dikenakan pada orang yang minum alkohol di jalanan umum atau buang air kecil sembarangan di depan umum.

DW berbicara dengan seorang turis muda dari Newcastle, Inggris, yang sedang menunggu di dermaga Smokeboat di Oudesijds Voorburgwal.

Dia mengaku datang ke Amsterdam untuk merokok ganja saat liburan dan bersenang-senang. Pada perjalanan perahu khusus ini, dia memang diizinkan mengonsumsi ganja secara legal.

Kapal berangkat dengan selusin turis untuk tur menyusuri kanal selama satu jam.

Warga Inggris lain yang diwawancarai DW mengatakan, dia datang ke Amsterdam untuk ikut pameran dan sekarang sedang menikmati hari liburnya dengan mengunjungi distrik lampu merah.

Pria itu menambahkan, dia tahu mengonsumsi ganja di depan umum sekarang ilegal, tetapi tidak mengira akan ada petugas polisi di sekitar tempat itu yang akan memeriksa.

Larangan merokok di pusat kota Amsterdam dengan ancaman sanksi denda 100 euro.DW/ANDREAS KIRCHOFF via DW INDONESIA Larangan merokok di pusat kota Amsterdam dengan ancaman sanksi denda 100 euro.
Menghindari kerumunan turis berpesta

Pada hari-hari musim panas di bulan Juli ini, kawasan kota tua Amsterdam selalu dipadati turis.

Namun, Amsterdam adalah tujuan wisata yang menarik untuk banyak hal, bukan hanya untuk sekadar berpesta ganja atau menyinggahi tempat prostitusi. Gedung-gedung tua dan kanal kuno dari abad ke-17 adalah Situs Warisan Dunia UNESCO dan museumnya berkelas dunia.

Sejak 2021, kota ini mulai membatasi jumlah kunjungan turis per tahun hanya sekitar 20 juta wisatawan. Namun, yang lebih memprihatinkan bagi para pejabat kota, adalah pesta-pesta liar di jalan-jalan sempit pusat kota pada malam hari.

Untuk mengatasinya, aturan baru diberlakukan mulai Februari lalu, di antaranya aturan bagi rumah bordil, bar, dan pub di distrik lampu merah harus ditutup dua jam lebih awal.

Menurut sebuah survei, pengunjung dari Inggris sangat rentan terhadap konsumsi ganja yang tidak terkendali. Video menunjukkan bahwa mereka sering berakhir di kantor polisi atau di rumah sakit.

Els Iping dari inisiatif warga Stop de gekte atau "Hentikan kegilaan" percaya bahwa kampanye dan perubahan kecil seperti itu adalah langkah awal yang baik.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com