Red Light District Amsterdam: Kawasan Prostitusi Legal Paling Berkelas

KOMPAS.com - Bukan hanya Las Vegas di AS yang dikenal sebagai kota pesta hura-hura yang "penuh dosa".

Di Amsterdam, Belanda, nuansa yang kurang lebih sama bisa dijumpai di Red Light District.

Di sana, pengunjung tak hanya bebas mengonsumsi "dedaunan hijau yang dilinting" sebagai sarana rekreasi, tapi prostitusi berkelas dunia juga tersaji.

Baca juga: Pandemi Covid-19 Membuat Bisnis Prostitusi Legal di Nevada Menjadi Tabu

Kawasan ini, berada di bawah regulasi pemerintah Amsterdam. Pekerja seks membayar pajak, privasi pun jadi terjaga.

Pengunjung yang membawa kamera atau ponsel canggih untuk memotret akan sia-sia karena di distrik ini, dilarang mengambil gambar.

Karena dikenal premium, pengunjung yang akan menyewa jasa prostitusi, bisa mengintip "pilihannya" lewat etalase.

Tapi tentu, meski prostitusi legal, kriminalitas di daerah ini sangatlah kecil.

Ini karena pelanggan yang mencoba "macam-macam" bisa langsung berhadapan dengan polisi, yang memang menjaga tempat ini.

Tenaga medis pun juga tersedia, mengatasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Baca juga: Red Light District di Belanda Terapkan Aturan Baru Saat Buka Kembali Usai Lockdown

Saking premiumnya, di sini seolah pelanggan tak melulu bisa mencapai tujuannya. Para pekerja berhak menolak pelanggan kalau merasa tidak tertarik.

Ratusan orang yang datang ke sini setiap harinya, tentu akan diseleksi oleh para pekerja.

Pelanggan boleh memilih, tapi keputusan akhir tetap di tangan para pekerja.

Baca juga: Amsterdam Segera Larang Tur Wisata ke Red Light District

Yang paling unik adalah sejumlah blok atau lingkungan dalam kawasan Red Light District, yang punya banyak bagian.

Pembagian mengikuti preferensi seksual masing-masing klien. Tak heran nantinya bisa dijumpai blok Belanda, Asia, sampai Afrika.

Semuanya demi "memanjakan" pelanggan yang ingin melakukan "wisata malam" secara maksimal.