Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Amsterdam Ubah Citra dari Kota Seks dan Ganja

Kompas.com - 31/07/2023, 13:11 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Namun, itu saja tidak cukup untuk mengubah situasi secara keseluruhan. Dia sudah tinggal di Amsterdam selama 40 tahun dan sering harus membersihkan tangga luarnya dari muntahan para turis yang mabuk.

Banyak pengunjung yang tidak datang untuk mengagumi keindahan Amsterdam, kata Els Iping.

Mereka hanya datang untuk "prostitusi, kedai kopi, dan pengedar narkoba". Rumah bordil sudah ada sejak 1960-an di Amsterdam.

"Tapi ketika saya pindah ke sini, itu masih menjadi fenomena pinggiran. Saat itu, ada banyak toko dan bisnis lain. Sekarang semuanya tentang seks, narkoba, dan makanan cepat saji," keluhnya.

Baca juga: Aturan Baru Red Light District, Isap Ganja Ilegal, Alkohol Dibatasi

Pariwisata dan kepentingan penduduk lokal

Anggota kelompok Stop de gekte sekarang punya ronda lingkungan, dengan mengenakan rompi kuning.

Mereka menegur turis yang sedang berpesta dan mengingatkan bahwa Kota Amsterdam juga adalah rumah bagi orang biasa, yang membutuhkan istirahat pada malam hari. Sebagian besar turis menanggapi peringatan ini dengan ramah dan meminta maaf, kata Els Iping

Geerte Udo, kepala perusahaan pemasaran Amsterdam & Partners, mengatakan Amsterdam sudah begitu terkenal dan tidak perlu dipromosikan lagi.

Namun dia mengakui, ekses wisata massal sudah menjadi masalah dalam beberapa tahun terakhir.

"Di kota mana pun, Anda harus menghormati budaya lokal, kita mungkin sedikit kehilangan pandangan itu dalam 10, 15 tahun terakhir."

Selama bertahun-tahun sudah ada usulan untuk melarang konsumsi ganja bagi turis dan memindahkan prostitusi dari pusat kota.

Pada akhir 2023, akan dibuka "pusat erotis" baru untuk pekerja seks di pinggiran Kota Amsterdam.

Namun, rencana itu ditentang pebisnis lokal dan para pekerja seks, yang mengatakan pemindahan itu malah membahayakan mata pencarian mereka dan membahayakan keselamatan para pekerja seks di malam hari.

Sejak ada aturan baru, sudah ada perubahan positif. Orang-orang yang tinggal di pusat kota mengatakan keadaan menjadi sedikit lebih baik, terutama di malam hari.

Namun, bagi Els Iping dan kelompoknya menuntut agar ganja hanya dijual secara legal kepada orang yang tinggal di Belanda dan tidak kepada turis.

Baca juga: Rata-rata 182,5 Cm, Kenapa Orang Belanda Tinggi-tinggi?

Artikel ini pernah dimuat di DW Indonesia dengan judul Bagaimana Kota Amsterdam Ingin Mengubah Citranya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com