Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE Kapal Ikan China Bawa 17 WNI Terbalik, Penyelidikan Awal Sebut Tak Ada Awak yang Selamat

Kompas.com - 24/05/2023, 06:15 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com – Menurut penyelidikan awal Pemerintah China yang dirilis pada Selasa (23/5/2023), tidak ada yang awak selamat dalam insiden kapal ikan China terbalik di Samudera Hindia.

Kapal China yang terbalik pada 16 Mei itu diketahui membawa 39 awak dengan rincian 17 warga China, 17 warga Indonesia, dan lima warga Filipina.

"Dari analisis terhadap kapal yang terbalik, diperkirakan tidak ada yang selamat dari kapal tersebut," kata Kementerian Transportasi China dalam sebuah posting di media sosial resminya, dikutip dari AFP.

Baca juga: UPDATE Kapal Ikan China Bawa 17 WNI Terbalik, 7 Negara Turun Tangan, Baru 7 Mayat Ditemukan

Kapal ikan China teridentifikasi terbalik di wilayah pencarian dan penyelamatan (SAR) yang luas di Australia, 5.000 kilometer di sebelah barat Perth, ibu kota negara bagian Australia Barat.

Australia sendiri telah mengirim tiga pesawat dan empat kapal untuk membantu upaya pencarian dan penyelamatan internasional.

Kementerian Transportasi China menyampaikan, operasi penyelamatan telah diturunkan menjadi investigasi skala kecil selama 48 jam pada Selasa pagi.

Menurut Kementerian itu, tim penyelamat telah menjelajahi area seluas sekitar 64.000 kilometer persegi dan tidak menemukan tanda-tanda korban selamat.

Suar tanda bahaya kapal penangkap ikan pertama kali terdeteksi pada minggu lalu saat Topan Fabian membawa gelombang setinggi tujuh meter (23 kaki) dan angin sekuat 120 kilometer per jam melalui area tersebut.

Baca juga: UPDATE Kapal Ikan China Berisi 17 WNI Terbalik, 2 Mayat Ditemukan

Kondisi cuaca buruk menunda upaya penyelamatan. Pusat Koordinasi Penyelamatan Gabungan di Canberra memperingatkan tentang kondisi bertahan hidup yang sangat sulit.

Kementerian Transportasi China mengatakan, kapal-kapal penyelamat membunyikan klakson mereka selama satu menit sebagai tanda berkabung pada Selasa dini hari, dengan hanya tujuh kapal yang masih tersisa di lokasi kejadian pada tengah hari.

“Kondisi bangkai kapal tidak menunjukkan ada perubahan nyata dari hari sebelumnya, dan perlahan-lahan hanyut ke arah timur laut,” kata Kementerian itu.

Kapal yang terbalik itu dimiliki oleh Penglai Jinglu Fishery Company, salah satu perusahaan perikanan besar milik negara.

Kapal itu mendapat izin untuk menangkap cumi-cumi dan ikan sauri Pasifik, menurut Komisi Perikanan Pasifik Utara.

Kapal tersebut meninggalkan Cape Town d Afrika Selatan pada 5 Mei menuju Busan di Korea Selatan, menurut situs pelacak Marine Traffics, yang terakhir kali melacak kapal itu pada 10 Mei di sebelah tenggara Reunion, pulau kecil milik Prancis di Samudra Hindia.

Sebelumnya, Media Pemerintah China, CCTV, melaporkan pada Senin (22/5/2023), baru tujuh mayat telah ditemukan oleh kapal penyelamat China dan Sri Lanka. Tapi, tidak disebutkan kewarganegaraan korban tewas.

Baca juga: Kapal Ikan yang Bawa 17 WNI Terbalik, China Desak Australia Bantu Temukan Para Awak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com