BAKHMUT, KOMPAS.com - Rusia pada Sabtu (15/4/2023) mengeklaim telah merebut pinggiran utara dan selatan Kota Bakhmut di Ukraina.
Bakhmut adalah lokasi pertempuran terpanjang dan paling berdarah dari invasi militer Rusia.
Sejak musim panas lalu, pasukan Rusia bertempur merebut kota di Ukraina timur itu. Bakhmut dianggap sangat penting meskipun menurut para analis nilai strategisnya kecil.
Baca juga: Rusia Ngotot Menyerang, Pasukan Ukraina Mundur dari Bakhmut
Kyiv mengatakan, pertempuran di Bakhmut adalah kunci untuk menahan pasukan Rusia di sepanjang garis depan timur.
"Unit penyerangan Wagner berhasil maju, merebut dua distrik di pinggiran utara dan selatan kota," kata Kementerian Pertahanan Rusia, dikutip dari kantor berita AFP.
Kelompok tentara bayaran Wagner--dipimpin oleh Yevgeny Prigozhin yang berhubungan dengan Kremlin--memimpin sebagian besar pertempuran di Bakhmut.
Menurut Kemenhan Rusia, pasukan Ukraina saat mundur sengaja menghancurkan infrastruktur kota dan bangunan tempat tinggal untuk memperlambat gerak maju pasukan Moskwa.
Baca juga:
Sejauh ini AFP tidak dapat memverifikasi situasi di lapangan.
Baik Rusia maupun Ukraina diyakini menderita kerugian besar dalam pertempuran memperebutkan Bakhmut.
Rusia pada Jumat (14/4/2023) menyampaikan, pihaknya berusaha merebut distrik barat dari kota tambang garam yang hancur parah tersebut.
Bakhmut sebelum perang berpenduduk 70.000 jiwa.
Pada Kamis (13/4/2023), Moskwa mengeklaim telah memotong pasokan Ukraina di Bakhmut.
Kyiv membantah klaim itu, dengan mengatakan pihaknya masih memiliki akses ke pasukannya dan dapat mengirimkan amunisi.
Baca juga: Bos Grup Wagner Akui Pasukan Ukraina Kukuh Pertahankan Bakhmut
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.