Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lapisan Es Antarktika Timur Mulai Mencair, Sang "Raksasa Tidur" Dikhawatirkan Bangun

Kompas.com - 07/04/2023, 08:01 WIB
BBC News Indonesia,
Danur Lambang Pristiandaru

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para ilmuwan pernah mengira bahwa lapisan es Antarktika Timur berada dalam kondisi stabil. Tetapi sekarang, lapisan es yang mengandung cukup air untuk menaikkan permukaan laut setinggi 52m itu, mulai mencair.

Jan Lieser baru saja memantau puluhan citra satelit yang dia lihat setiap hari ketika dia menyadari ada sesuatu yang hilang.

Sebagai seorang ahli glasiologi di Institut Studi Kelautan dan Antarktika Universitas Tasmania, dia hafal setiap bentuk lapisan es yang mencuat dari pantai Antarktika Timur.

Baca juga: CEK FAKTA: Tampilan Antarktika di Google Street View

Pada 17 Maret 2022, terdapat celah di mana sebagian besar lapisan es gletser Conger pecah menjadi gunung es seukuran Kota Wina dan berujung hanyut.

Liester tertegun. Dia telah memantau Conger sejak beberapa bagian terakhir dari lapisan es di sekitarnya, Glenzer, pecah 10 hari sebelumnya. Dia tidak menyangka akan melihat Conger hancur begitu cepat.

“Tiba-tiba sisa daratan es juga runtuh, dan lapisan es bergerak ke utara lalu berbelok 90 derajat ke samping. Dua lapisan es yang telah kami pantau selama bertahun-tahun sudah tidak ada lagi,” kata Lieser.

“Selama 15 tahun saya memantaunya, saya tidak menyangka akan menyaksikan ini di Antarktika Timur,” lanjutnya.

Gletser mengalir ke laut, dan lapisan es adalah bagian yang mengapung di permukaan air, bergesekan dengan pulau, pegunungan bawah laut, atau gletser lainnya.

Rak es ini juga dijuluki sebagai “sabuk pengaman” Antarktika.

Baca juga: INFOGRAFIK: Hoaks, Foto Antarktika Diklaim Bukti Tak Ada Perubahan Iklim

Ketika mereka pecah, gletser di belakangnya dapat mengalir lebih cepat ke laut, sehingga berkontribusi pada kenaikan permukaan laut.

Gletser Conger relatif lebih kecil dan lambat, tetapi hilangnya sabuk pengamat dengan cepat tetap membuat para ilmuwan khawatir.

Ini adalah lapisan es pertama yang tercatat runtuh di Antarktika Timur, kubah beku besar yang dipisahkan dari Transantarktika.

Sedangkan lapisan es Antarktika Barat yang mencair mungkin telah mencapai titik kritis.

Para ilmuwan sejak lama mengira bahwa bagian timurnya, yang merupakan titik terdingin di Bumi dapat bertahan dari pemanasan global.

Pada 2012, lapisan es Antarktika Timur bahkan ditemukan mengalami peningkatan massa.

Tetapi penelitian baru mengungkap adanya celah di balik ketangguhan es Antarktika Timur.

Baca juga: CEK FAKTA: Foto Antarktika Dilihat dari Antariksa

Beberapa gletser yang oleh seorang penjelajah dijuluki “rumah badai salju” sedang mencair dan berisiko runtuh secara tiba-tiba.

Perubahan kecil pada lapisan es Antarktika Timur yang mengandung empat per lima es dunia dapat berdampak besar.

Situasi ini dapat memicu sekitar 52 meter potensi kenaikan permukaan laut, jauh lebih tinggi apabila dibandingkan dengan kenaikan permukaan laut setinggi tiga hingga empat meter di lembar Antarktika Barat.

Para ahli khawatir kondisi ini bisa mulai menaikkan permukaan laut pada abad ini.

"Ini selayaknya beruang besar yang tidak ingin Anda bangunkan," kata ahli glasiologi dari Universitas Minnesota Peter Neff, yang memimpin proyek pengeboran inti es yang berusia 1,5 juta tahun di Antartika Timur.

“Ketika saya menyaksikan hal-hal yang memberi sinyal bahwa saya mungkin meremehkan apa yang terjadi di Antarktika Timur, saya berhenti sejenak dan tentu saja memotivasi penelitian lebih lanjut,” imbuhnya.

Baca juga: Beredarnya Hoaks yang Menyebut Korea Selatan Dapat Wilayah Teritori di Antarktika

Gelombang panas Antarktika

Penampakan gunung es D28, seberat 315 miliar ton, yang terlepas dari daratan Antarktika.BBC.com / COPERNICUS DATA / SENTINEL-1 Penampakan gunung es D28, seberat 315 miliar ton, yang terlepas dari daratan Antarktika.

Gletser biasanya bergerak dengan kecepatan glasial. Runtuhnya lapisan es Conger terjadi begitu Antarktika mengalami cuaca hangat paling dramatis yang pernah diamati di wilayah ini.

Untuk pertama kalinya sejak pemantauan satelit terhadap Antarktika dimulai pada 1979, luas es laut di sekitar Antarktika turun menjadi di bawah 2 juta kilometer persegi.

Lebih sedikit es laut berarti ada lebih banyak gelombang yang menghantam lapisan es di depan gletser. Hamparan es laut yang dias di Adelie Land, Wilkes Land, dan Princess Elizabeth Land di Antarktika benar-benar hilang.

Kurangnya jumlah es mengejutkan para ilmuwan.

Berbeda dengan di Kutub Utara, es laut Antarktika sedikit meningkat selama dipantau oleh satelit, sehingga beberapa mengisyaratkan bahwa angin sirkumpolar serta arus laut mengisolasi area ini dari pemanasan global.

Sebuah studi kemudian menyebut bahwa rendahnya jumlah es laut Antarktika pada 2022 dipicu oleh pemanasan di lautan serta angin kencang yang dipicu oleh La Nina dan pola cuaca lainnya.

Kemudian pada Maret, ketika musim panas Australia yang singkat berkurang, gelombang panas membawa suhu yang mencengangkan ke Antarktika Timur.

Aliran uap air atmosfer yang ekstrem telah menusuk ke jantung Antarktika, diikuti oleh kubah panas bertekanan tinggi yang membuat kondisi hangat ini tidak menyebar.

Baca juga: Apakah Ada Negara di Antarktika?

Di tengah-tengah lapisan es itu, stasiun Vostok Rusia, di mana pernah tercatat suhu terendah di Bumi (-89,2 derajat Celsius) mengalami musim gugur yang relatif sejuk (17,7 derajat Celsius).

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com