Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernikahan Ramah Lingkungan di India: Baju Daur Ulang, Irit Kertas, Sumbangkan Makanan Sisa

Kompas.com - 14/03/2023, 21:06 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: Midhat Fatimah/DW Indonesia

MUMBAI, KOMPAS.com - Pernikahan di India sering kali merupakan acara yang megah. Tapi seiring meningkatnya kesadaran akan lingkungan, banyak pasangan yang sekarang memilih untuk melakukan perayaan yang lebih sederhana dan ramah lingkungan.

Nupur Agarwal dan Ashwin Malwade berkenalan pada sebuah kegiatan pembersihan pantai di Mumbai. Mereka memutuskan untuk menikah pada tahun 2019. Keduanya bersikeras bahwa pernikahan mereka tidak akan berkontribusi lebih jauh terhadap pemanasan global.

"Kami tahu bahwa kami akan mengadakan pernikahan tanpa sampah karena tidak mungkin kami ingin menghasilkan sampah seperti yang telah kami punguti di pantai," kata Nupur Agarwal kepada DW.

Baca juga: Jerman Berencana Izinkan Warga Ambil Makanan dari Tempat Sampah untuk Kurangi Limbah

Pasangan ini gagal menemukan perusahaan perencanaan pernikahan yang dapat membantu mereka mengatur hari istimewa mereka dengan cara yang ramah lingkungan, jadi mereka memutuskan untuk melakukannya sendiri.

Para anggota baraat (prosesi pernikahan mempelai pria), diinstruksikan untuk tiba di lokasi pernikahan dengan menggunakan kendaraan listrik. Nupur mengenakan gaun pengantin ibunya, yang telah didaur ulang untuk acara tersebut dan dihiasi dengan tagar seperti #katakantidakpadaplastik dan #krisisiklimitunyata.

Baju pengantin hasil daur ulang lebih ramah lingkungan.GREENMYNA via DW INDONESIA Baju pengantin hasil daur ulang lebih ramah lingkungan.
"Nol sampah itu sulit, tetapi memgurangi sampah itu mudah"

Acara kawinan mereka sangat sukses sehingga banyak pasangan yang mulai menghubungi mereka untuk meminta saran tentang bagaimana merencanakan pernikahan tanpa sampah.

Mereka memutuskan untuk menjadikan pekerjaan sampingan ini sebagai profesi mereka, dengan mendirikan sebuah perusahaan perencanaan dan konsultasi acara bernama Greenmyna.

Dalam tiga tahun terakhir, mereka mengorganisir tujuh pernikahan dan memberikan saran ramah lingkungan kepada lebih banyak pasangan. Mereka bangga bahwa Greenmyna telah menetralisir lebih dari dua ton karbon dan mengomposkan lebih dari lima ton sampah.

Namun, hal ini hampir tidak berarti apa-apa di negara, di mana industri pernikahan diyakini sebagai sektor ekonomi terbesar keempat, dengan perkiraan 10 juta pernikahan berlangsung setiap tahunnya.

"Pernikahan yang berlangsung selama tiga hari menghasilkan sekitar 700 hingga 800 kilogram sampah basah dan 1.500 kilogram sampah kering. Emisi karbon yang dihasilkan dari pernikahan semacam itu mencapai sekitar 250 ton," kata Ashwin Malwade kepada DW.

Pooja Devani dan Arjuna Thakker, keduanya bukan penduduk India, juga ingin melakukan sesedikit mungkin kerusakan pada planet ini dengan pernikahan mereka di Kota Pune, bagian barat India. Tetapi mereka telah mengundang 140 tamu dari Inggris.

"Pertanyaannya adalah bagaimana kita dapat menjadi ramah lingkungan ketika kami menerbangkan orang-orang ke India?" kata Pooja Devani.

Pada akhirnya, mereka memutuskan untuk mengimbangi jejak karbon mereka dengan menanam pohon dengan bantuan Greenmyna.

"Kami menyadari bahwa sulit untuk mengadakan pernikahan tanpa limbah, tetapi kami dapat dengan mudah mengadakan pernikahan dengan limbah yang rendah."

Baca juga: Pantai di California Larang Penjualan Balon demi Selamatkan Lingkungan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com