Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkap, MI5 Sebenarnya Punya Kesempatan Cegah Bom Bunuh Diri Konser Ariana Grande 2017

Kompas.com - 03/03/2023, 08:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

LONDON, KOMPAS.com – Dinas intelijen MI5 Inggris melewatkan kesempatan penting dalam mencegah pengeboman bunuh diri usai konser Ariana Grande di Manchester pada 2017.

Hal itu merupakan kesimpulan yang dirilis pada Kamis (2/3/2023) dari sebuah penyelidikan atas serangan bom bunuh diri di konser Ariana Grande.

Serangan bom bunuh diri yang dilakukan seorang pria setelah konser Ariana Grande tersebut menewaskan 22 orang, yang termuda berusia 8 tahun, serta melukai 200 orang.

Baca juga: IAEA Temukan Partikel Uranium Iran Dekati Tingkat Bom Atom

Ketua tim penyelidikan John Saunders mengatakan, MI5 melewatkan kesempatan penting yang mungkin dapat menghentikan serangan bom bunuh diri itu.

Saunders juga mengkritik mengenai pembagian informasi intelijen MI5 dengan polisi kontra-terorisme, sebagaimana dilansir Reuters.

“Ada kesempatan yang terlewatkan secara signifikan untuk mengambil tindakan yang mungkin bisa mencegah serangan itu,” kata Saunders dalam laporan ketiga sekaligus terakhirnya tersebut.

“Tidak mungkin untuk mencapai kesimpulan tentang keseimbangan probabilitas atau standar bukti lainnya, apakah serangan itu dapat dicegah,” ujar Saunders.

Baca juga: Erdogan: Gempa di Turkiye Sama Kuatnya dengan Ledakan Bom Atom

“Namun, ada kemungkinan bahwa informasi intelijen yang dapat ditindaklanjuti dapat diperoleh yang mungkin mengarah pada tindakan pencegahan serangan itu,” sambung Saunders.

Seorang pengacara untuk 11 keluarga korban mengatakan, kegagalan yang disorot dalam laporan tersebut tidak dapat diterima.

“Akibat dari kegagalan ini, setidaknya, kemungkinan nyata untuk mencegah serangan ini hilang. Ini adalah kesimpulan yang menghancurkan bagi kami,” kata pengacara Richard Scorer.

Laporan Saunders sebelumnya menyimpulkan, adanya kesalahan dan kekurangan serius mengenai keamanan di tempat tersebut.

Baca juga: Sudah Tabungannya Habis Dikuras, Pria Rusia Diperintah Penipu Lempar Bom Molotov ke Bank

Dia juga menemukan bahwa salah satu dari mereka yang terbunuh mungkin akan selamat jika tanggapan oleh layanan darurat tidak begitu buruk.

Pengeboman itu dilakukan oleh Salman Abedi (22). Adik laki-lakinya, Hashem Abedi, dijatuhi hukuman penjara selama 55 tahun pada 2020 karena membantunya.

Sedangkan kakak laki-lakinya, Ismail Abedi, pada Juli 2022 dihukum karena ketidakhadirannya dalam penyelidikan untuk memberikan bukti. Dia melarikan diri dari Inggris.

Abedi bersaudara lahir dari orang tua Libya yang beremigrasi ke Inggris pada masa pemerintahan Muammar Gaddafi.

Sebelumnya Komite Intelijen dan Keamanan Parlemen Inggris juga menyimpulkan dalam laporannya tahun 2018 bahwa MI5 kehilangan kesempatan potensial untuk mencegah pengeboman, dan gagal belajar dari serangan sebelumnya.

Baca juga: Bom Bunuh Diri di Masjid Kantor Polisi Pakistan Diduga Dibantu Orang Dalam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Rangkuman Hari Ke-813 Serangan Rusia ke Ukraina: Xi Jinping dan Putin Buat Kesepakatan | Zelensky Akui Situasi Sulit di Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-813 Serangan Rusia ke Ukraina: Xi Jinping dan Putin Buat Kesepakatan | Zelensky Akui Situasi Sulit di Kharkiv 

Global
Negara-negara yang Telah Lakukan Aksi Konkret Menentang Israel

Negara-negara yang Telah Lakukan Aksi Konkret Menentang Israel

Global
Spanyol Tolak Izin Berlabuh Kapal yang Bawa 27 Ton Bahan Peledak ke Israel, dari Mana Asalnya?

Spanyol Tolak Izin Berlabuh Kapal yang Bawa 27 Ton Bahan Peledak ke Israel, dari Mana Asalnya?

Global
Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com