Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Rusia Menghadapi Sanksi Barat dan Ekonominya Tetap Baik

Kompas.com - 27/02/2023, 17:05 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: DW Indonesia

MOSKWA, KOMPAS.com - Pada hari-hari pertama setelah invasi Rusia ke Ukraina setahun yang lalu, ekonomi Rusia memang sempat goyah.

Sekutu Barat, yang dipimpin oleh AS dan Uni Eropa, menjatuhkan sanksi berat terhadap perdagangan dan sistem keuangan negara itu. Nilai tukar mata uang Rubel sempat anjlok ke rekor terendah terhadap dolar AS.

Bursa saham Moskwa langsung ditutup selama beberapa hari, dan bank sentral Rusia menggandakan suku bunga untuk mencegah larinya dana dari dalam negeri ke luar negeri.

Baca juga: Pesawat Rusia Diserang dan Hancur di Belarus

Dalam sebuah pernyataan, para pemimpin Uni Eropa menggambarkan "konsekuensi serius dan parah" yang akan dihadapi Rusia karena sanksi itu.

Para pengamat ekonomi memperkirakan, akan terjadi penurunan besar dalam PDB.

Beberapa minggu setelah sanksi diberlakukan, Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Para ahli memperkirakan PDB Rusia akan menyusut hingga 15 persen tahun ini, menghapus keuntungan ekonomi selama lima belas tahun terakhir."

Namun ternyata, semua itu tidak terjadi. Perekonomian Rusia memang menghadapi tantangan berat selama 12 bulan terakhir, namun performa ekonominya tetap baik, jauh lebih baik daripada yang diperkirakan oleh Barat.

Alexandra Vacroux, direktur eksekutif Pusat Studi Rusia dan Eurasia Davis di Universitas Harvard mengatakan kepüda DW, penyusutan ekonomi Rusia "jauh lebih sedikit daripada 10 persen hingga 15 persen yang dibicarakan orang pada awal perang."

Badan statistik resmi Rusia minggu ini mengatakan perekonomian hanya mengalami kontraksi sebesar 2,1 persen pada tahun 2022.

Chris Weafer, yang pernah bekerja di Rusia selama 25 tahun sebagai penasihat investasi dan ahli strategi, mengatakan pada bulan-bulan awal setelah invasi memang ada banyak kepanikan di Rusia tentang ekonomi.

Bukan hanya karena sanksi, tetapi juga karena banyak perusahaan asing yang meninggalkan Rusia.

"Ada spekulasi bahwa hilangnya rute perdagangan dan logistik akan sangat memukul manufaktur. Jadi sekitar waktu itu, saya sangat pesimis tentang prospek ekonomi untuk tahun 2022," katanya kepada DW.

Namun pada bulan Mei 2022 prospeknya ternyata membaik dengan cepat. "Anda bisa melihat bahwa prediksi terburuk tidak akan terjadi."

Baca juga: Jerman Ingin Gandeng India sebagai Sekutu Melawan Rusia

Pasar baru di Asia

Alasan lain mengapa ekonomi Rusia tetap kokoh adalah menguatnya hubungan dagang Rusia dengan Asia, terutama dengan China dan India.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com