KYIV, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (5/1/2023) menyerukan gencatan senjata 36 jam di Ukraina untuk memperingati Natal Ortodoks.
Hal ini jadi sebuah langkah yang ditolak Kyiv, yang mengatakan tidak akan ada gencatan senjata sampai Rusia menarik pasukannya dari tanah yang diduduki.
Dilansir dari Reuters, Amerika Serikat dan Jerman tetap membuat pengumuman bersama untuk memasok Ukraina dengan kendaraan tempur lapis baja.
Ini jadi semacam dorongan bagi Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang telah mendesak sekutu Barat untuk menyediakan pasukannya dengan baju besi dan senjata berat selama berbulan-bulan.
Sebanyak 50 kendaraan Tempur Bradley akan dimasukkan dalam paket AS senilai 2,8 miliar dollar AS.
Jerman mengatakan sedang mengirim Kendaraan Tempur Infanteri Marder, menyusul pengumuman oleh Perancis bahwa mereka mengirim kendaraan tempur lapis baja AMX-10 RC.
Kremlin mengatakan Putin telah memerintahkan pasukan Rusia untuk berhenti menembak mulai Jumat (6/1/2023) tengah hari di sepanjang garis depan, sebagai tanggapan atas seruan gencatan senjata Natal dari Patriark Kirill dari Moskwa, kepala Gereja Ortodoks Rusia, sekutu dekat Putin.
Baca juga: Narapidana Rusia yang Ikut Berperang di Ukraina Dibebaskan, Diminta Tak Tergoda Membunuh
"Berdasarkan fakta bahwa sejumlah besar warga yang menganut Ortodoksi tinggal di wilayah permusuhan, kami meminta pihak Ukraina untuk mendeklarasikan gencatan senjata dan mengizinkan mereka menghadiri kebaktian pada Malam Natal, serta pada Hari Natal," kata Putin.
Gereja Ortodoks Rusia memperingati Natal pada 7 Januari. Gereja Ortodoks utama Ukraina telah menolak otoritas patriark Moskwa, dan banyak penganut Ukraina telah mengubah kalender mereka untuk merayakan Natal pada 25 Desember seperti di Barat.
Gencatan senjata sejati di Ukraina akan menjadi yang pertama sejak Mei, ketika kedua belah pihak menghentikan pertempuran sengit di pelabuhan Mariupol yang hancur untuk memungkinkan pasukan Ukraina menyerah di sana.
Baca juga: Rusia Mau Dialog dengan Ukraina, Asal Kyiv Rela Wilayahnya Dicaplok Rusia
Atas seruan Putin, Ukraina menolak gencatan senjata.
Pada Kamis malam, Zelensky menuduh Rusia ingin menggunakan gencatan senjata hanya sebagai kedok untuk menghentikan kemajuan Ukraina di kawasan industri strategis dan garis depan timur yang dikenal sebagai Donbas.
Di Washington, Presiden AS Joe Biden, Departemen Luar Negeri dan Pentagon menyambut perintah Putin dengan skeptis. Biden mengatakan dia mengira Putin mencoba mencari celah.
Ukraina telah mencetak beberapa keberhasilan di medan perang dalam beberapa bulan terakhir meskipun Rusia terus melakukan rentetan serangan rudal dan pesawat tak berawak di pembangkit energi Ukraina.
Baca juga: Diaspora Indonesia Hidup di Tengah Perang Ukraina: Mati Lampu 10 Jam, Ketakutan Disetop Tentara
Perang telah mematikan listrik jutaan orang di tengah musim dingin.
Rusia membantah menargetkan warga sipil sejak invasi dimulai 24 Februari tetapi serangan itu termasuk serangan Hari Natal dan Tahun Baru terhadap infrastruktur sipil, menurut Kyiv.
"Ada satu kata yang paling tepat menggambarkan itu, yakni sinis," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price dalam jumpa pers tentang perintah gencatan senjata Putin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.