Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Perbatasan Serbia-Kosovo Ditutup, UE dan NATO Desak Semua Pihak Tak Terprovokasi

Kompas.com - 29/12/2022, 10:56 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNA

 

MITROVICA, KOMPAS.com - Uni Eropa (UE) dan NATO mendesak Serbia-Kosovo menahan diri saat ketegangan meningkat setelah pihak berwenang Serbia menutup penyeberangan perbatasan ketiga pada Rabu (28/12/2022).

"Kami meminta semua pihak menahan diri secara maksimal, mengambil tindakan segera untuk meredakan situasi tanpa syarat, dan menahan diri dari provokasi, ancaman, atau intimidasi," kata Uni Eropa dan Amerika Serikat dalam pernyataan bersama dilansir dari CNA pada Kamis (29/12/2022).

Misi NATO di Kosovo, KFOR, mengatakan pihaknya mendukung dialog antara semua pihak untuk meredakan ketegangan.

Itu termasuk membahas pemblokiran jalan utama menggunakan truk dan kendaraan berat lainnya oleh Serbia, serta bentrokan kekerasan dengan polisi.

Baca juga: Kosovo: Serbia di Bawah Pengaruh Rusia Ingin Mengacau

Serbia menempatkan tentaranya pada siaga tertinggi pada Senin (26/12/2022).

Konflik Serbia-Kosovo telah berlangsung selama lebih dari 20 tahun.

Ketegangan itu juga menyeret Barat (yang mendukung kemerdekaan Kosovo), dan Rusia (yang mendukung Serbia dalam usahanya memblokir keanggotaan Kosovo di organisasi internasional termasuk PBB).

Kremlin membantah klaim Kosovo bahwa Rusia memengaruhi Serbia untuk membuat Kosovo tidak stabil. Menurut Rusia, Serbia membela hak-hak etnis Serbia.

Pemicu ketegangan terbaru

Adapun meningkatnya ketegangan baru-baru ini terjadi setelah pemindahan Dejan Pantic dari penjara ke tahanan rumah.

Dejan Pantic adalah salah satu dari banyak orang Serbia yang meninggalkan kepolisian dan institusi lain, setelah Pristina (Ibu Kota Pemerintah Kosovo) memberlakukan undang-undang yang mewajibkan orang Serbia menghapus plat nomor mobil yang dikeluarkan Serbia sebelum pemberontakan gerilya 1998-99 yang menyebabkan kemerdekaan Kosovo.

Baca juga: Tentara Serbia Siaga Tinggi di Perbatasan dengan Kosovo

Pantic ditangkap pada 10 Desember karena menyerang seorang petugas polisi yang sedang bertugas. Penahanannya memicu protes dan kekerasan oleh minoritas Serbia di utara Kosovo.

Putusan pengadilan soal pembebasannya membuat marah pejabat pemerintah Kosovo, termasuk Perdana Menteri Albin Kurti dan Menteri Kehakiman Albulena Haxhiu.

"Bagaimana mungkin seseorang yang dituduh melakukan kejahatan serius terkait terorisme menjadi tahanan rumah," kata Haxhiu.

“Saya sangat penasaran siapa jaksa yang mengajukan permohonan ini, siapa hakim prosedur praperadilan yang mengabulkan,” kata Kurti.

Menyusul pembebasan Pantic, Presiden Serbia Aleksandar Vucic mendesak etnis Serbia di Kosovo untuk mengakhiri protes terhadap pemerintah Pristina.

Halaman:

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com